Bisnis.com, JAKATA -- Kanselir Jerman Olaf Scholz dan wakilnya, Robert Habeck, menggunakan pidato Tahun Baru mereka untuk mengkritik Elon Musk atas dukungannya terhadap partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD) menjelang pemilu dipercepat yang dijadwalkan pada 23 Februari 2025 mendatang.
Mengutip laporan Bloomberg, Selasa (31/12/2024), Musk yang dikenal sebagai penasihat utama dan donatur Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali menyuarakan dukungannya untuk AfD melalui platform media sosialnya X. Dukungan ini juga diperkuat dengan publikasi opini di surat kabar Welt am Sonntag pada akhir pekan lalu.
Scholz tidak menyebut nama Musk secara langsung dalam pidatonya. Namun, ia menekankan bahwa pemilu Jerman adalah hak rakyatnya, bukan pengaruh pemilik media sosial.
"Kita bisa memaafkan orang yang terkadang berpikir bahwa semakin ekstrem suatu pendapat, semakin banyak perhatian yang akan diperolehnya namun bukan orang yang berteriak paling keras yang akan memutuskan ke mana arah Jerman selanjutnya, melainkan mayoritas orang yang berakal sehat dan baik," ujar Scholz.
Robert Habeck, yang merupakan kandidat kanselir dari Partai Hijau, menuduh Musk berusaha melemahkan Eropa demi kepentingan bisnisnya. "Ketika Elon Musk menyerukan agar AfD dipilih di Jerman, itu bukan karena ketidaktahuan tentang AfD, tetapi karena logika dan sistem," ujar Habeck.
Konstelasi Politik Jerman Jelang Pemilu Dipercepat
Baca Juga
Pemilu Jerman dipercepat setelah Scholz memecat Menteri Keuangan pada November lalu. Tindakan ini mengakibatkan hilangnya mayoritas koalisi di parlemen. Saat ini, blok konservatif CDU/CSU di bawah Friedrich Merz memimpin jajak pendapat dengan 31% dukungan, diikuti AfD (20%), SPD (17%), dan Partai Hijau (12%).
AfD, yang semakin condong ke kanan ekstrem sejak didirikan pada 2013, menarik dukungan dari pemilih yang kecewa dengan partai-partai arus utama, terutama di wilayah bekas Jerman Timur. Tiga cabang partai ini bahkan diklasifikasikan sebagai ekstremis sayap kanan dan diawasi oleh badan intelijen Jerman.
Meski demikian, peluang AfD untuk masuk pemerintahan tetap kecil karena partai-partai utama menolak bekerja sama dengan mereka.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier juga mengecam pernyataan Musk, menyebutnya sebagai bentuk intervensi asing dalam demokrasi Jerman. Ia memperingatkan ancaman serupa yang baru-baru ini terjadi di Rumania.
Habeck menambahkan bahwa Uni Eropa harus memanfaatkan kekuatan pasar tunggalnya untuk menghadapi upaya eksternal yang melemahkan. "Siapa pun yang ingin melemahkan kita harus dihadapi dengan kekuatan," pungkasnya