Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berharap Konsumsi Masyarakat Pulih Usai BI Rate Dipangkas

Turunnya suku bunga BI Rate dinilai dapat menjadi stimulus bagi konsumsi dan investasi, di tengah lesunya ekonomi global.
Pengunjung melihat produk minuman kemasan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (14/1/2025). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk minuman kemasan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (14/1/2025). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Pulihnya konsumsi masyarakat khususnya dari kelas menengah ke bawah menjadi harapan bagi bank sentral dan pemerintah usai pemangkasan suku bunga BI Rate sebesar 25 bps pada awal tahun ini.

Bank Indonesia (BI) mengakui adanya pelemahan daya beli masyarakat sejalan dengan bukti-bukti dari hasil survei yang pihaknya lakukan.

Sebut saja Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) akan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja—ekspektasi terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan—disebut BI belum kuat. Namun secara umum per Desember 2024 tercatat meningkat dari bulan sebelumnya dari 138,3 menjadi 139,5.

Sementara perlambatan konsumsi turut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada November 2024 melanjutkan tren pertumbuhan yang melambat, menjadi 0,9% secara tahunan dari Oktober yang tumbuh 1,5%.

Pertumbuhan IPR yang melambat tersebut setidaknya telah terjadi sejak September 2024, usai IPR tumbuh 5,8% pada Agustus akibat banjir promo masa HUT ke-79 RI.

Untuk itu, Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025 memilih untuk memangkas BI Rate meski rupiah tengah menembus Rp16.300an per dolar AS.

Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Wahyu Utomo menyampaikan penurunan BI Rate memberi kontribusi positif dalam upaya menjaga stabilitas makroekonomi, termasuk penguatan daya beli

"Penurunan BI Rate positif untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah perekononian global yang masih dibayangi ketidakpastian," ujarnya, Kamis (16/1/2025). 

Setidaknya, Wahyu melihat terdapat tiga dampak dari penurunan BI Rate terhadap ekonomi secara makro. 

Pertama, pemangkasan BI Rate menjadi situmulus konsumsi dan investasi. Di mana kebijakan tersebut dapat menurunkan cost of fund, sehingga mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi sektor swasta. 

Kedua, penguatan kinerja sektor riil dapat terdorong usai suku bunga yang lebih rendah akan meningkatkan akses pembiayaan bagi dunia usaha, khususnya UMKM, sehingga mendukung aktivitas ekonomi. 

Ketiga, mitigasi risiko dan menjaga sustainabilitas Fiskal. Wahyu berpandangnan dengan cost of fund yang lebih rendah, akan mendorong biaya utang lebih efisien sehingga pemerintah  meningkatkan fleksibilitas fiskal lebih baik yang dapat digunakan untuk mendukung belanja produktif.  

Senada, Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menuturkan daya beli masyarakat berpotensi pulih apabila turunnya BI Rate diikuti dengan penurunan suku bunga simpanan. 

Alhasil, masyarakat akan memilih untuk ekspansi bisnis ketimbang menyimpan uangnya di bank karena suku bunga yang turun.

"Investasinya apa? Ekspansi bisnis buka warung, buka cabang kafe yang baru, sehingga ekonomi memang menggeliat," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (15/1/2025).

Sayangnya, pembiayaan alias suku bunga kredit tampak tak akan langsung turun mengikuti BI Rate.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar tidak memberikan waktu pasti kapan suku bunga kredit akan turun meski BI sudah memangkas suku bunga acuan.

Dirinya justru mengacu pada suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang bersaing sehingga mengganggu likuiditas perbankan.

"Saya sih berharap [suku bunga] SRBI-nya turun, itu baru nanti kalau SRBI turun kan jumlah uang yang ke BI lebih sedikit. Ada beredar lebih banyak. Terus SRBI juga bisa dikecilin dikit, bunganya diturunin," ujarnya, Rabu (15/1/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper