Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Beri Respons usai BI Rate Turun jadi 5,75%

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 14 dan 15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (1/10/2024)/Bisnis-Annasa R. Kamalina
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (1/10/2024)/Bisnis-Annasa R. Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai penurunan suku bunga acuan atau BI rate merupakan kabar baik.

Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 14 dan 15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Airlangga memandang penurunan suku bunga acuan ini juga seiring dengan tingkat inflasi Indonesia yang rendah pada level 1,55% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada November 2024.

Di samping itu, menurutnya, biaya dana (cost of fund) akan lebih rendah jika bank sentral menurunkan suku bunga acuan. Namun, Airlangga menyebut alasan BI menahan penurunan suku bunga acuan juga menunggu langkah The Fed.

“Kemarin BI menahan penurunan [suku bunga] karena menunggu Amerika. Karena kita harus rate-nya itu tidak lebih rendah dari Amerika, terutama untuk mencegah tidak terjadi capital flux,” kata Airlangga saat ditemui seusai Musyawarah Nasional (Munas) Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Di sisi lain, Airlangga menyebut tidak ada kekhawatiran dengan menguatnya dolar terhadap semua mata uang.

Sebab, lanjut dia, yang terpenting adalah fundamental Indonesia yang kuat. Terlebih, perdagangan RI juga menunjukkan kinerja yang positif.

“Kita punya cadangan devisa juga kuat, sehingga tentu ini adalah gejala global yang tidak dihadapi oleh cuma Indonesia. Bahkan beberapa negara lebih dalam, termasuk Jepang, Turki, dan yang lain,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan suku bunga ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026. Serta, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental untuk pengendalian inflasi dalam sasarannya dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Perry dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (15/1/2025).

Ke depan, Perry menyatakan bank sentral akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut.

“BI akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam saaran dan nilai tukar yang sesuai fundamental dengan tetap mencermati ruang turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan nasional,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper