Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Starbucks Bakal PHK Karyawan pada Awal Maret 2025

Starbucks akan melakukan PHK alias pemutusan hubungan kerja kepada karyawannya sebagai bagian dari upaya pemulihan perusahaan.
Sebuah gerai Starbucks di Chicago, Illinois, AS, pada Jumat, (20/12/2024)/Bloomberg-Vincent Alban
Sebuah gerai Starbucks di Chicago, Illinois, AS, pada Jumat, (20/12/2024)/Bloomberg-Vincent Alban

Bisnis.com, JAKARTA — CEO Starbucks Brian Niccol mengungkapkan bahwa perusahaan akan melakukan PHK alias pemutusan hubungan kerja kepada karyawannya sebagai bagian dari upaya pemulihan perusahaan.

Dilansir dari Reuters, Minggu (19/1/2025), perincian PHK tersebut akan diumumkan secara resmi pada awal Maret 2025. Kendati demikian, dipastikan karyawan yang bekerja langsung di toko tidak akan terkena PHK.

Usai ditunjuk menjadi CEO Starbucks 4 bulan lalu, Niccol telah membuat sejumlah keputusan besar untuk meningkatkan kembali daya saing perusahaan jaringan kopi terbesar di dunia tersebut usai terpuruk karena meningkatnya persaingan dan melemahnya permintaan di Amerika Serikat (AS) dan China.

"Ukuran dan struktur perusahaan dapat memperlambat kami, dengan terlalu banyak lapisan, manajer tim kecil, dan peran yang difokuskan terutama pada koordinasi pekerjaan," kata Niccol.

Starbucks menunda proyeksi pendapatan dan pengeluaran untuk tahun fiskal 2025 pada Oktober. Perusahaan itu ingin terlebih menyusun rencana untuk merombak sejumlah lokasinya di AS hingga menambahkan kebutuhan di masing-masing tokonya agar lebih efisien dan nyaman.

Sebelumnya, Direktur independen Utama Starbucks Mellody Hobson sudah menyatakan akan pensiun setelah hampir 2 dekade bekerja di perusahaan tersebut.

Sementara itu, di Indonesia, pengelola Starbucks PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) membukukan rugi bersih hingga kuartal III/2024 sejalan dengan merosotnya penjualan perusahaan.

MAPB membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp79,13 miliar hingga kuartal III/2024. Padahal, MAPB masih mengantongi laba bersih Rp111,44 miliar hingga kuartal III/2023.

Perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar 21,1% menjadi Rp2,42 triliun hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya Rp3,07 triliun hingga kuartal III/2023.

Penjualan MAPB tersebut bersumber dari produk minuman Rp1,33 triliun, merosot 26,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari realisasi Rp1,81 triliun hingga 9 bulan 2023.

Starbucks menjadi salah satu produk yang diboikot masyarakat imbas dukungannya terhadap Israel dalam konfliknya dengan Palestina beberapa waktu belakangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper