Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Prediksi Kebijakan Tarif Trump Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Bank Dunia melaporkan hasil simulasi sebuah model makroekonomi global untuk mengkalibrasi kemungkinan implikasi kenaikan tarif AS terhadap pertumbuhan ekonomi.
Logo Bank Dunia di kantor pusat World Bank Group, Washington DC, Amerika Serikat pada Kamis (13/4/2023). / Bloomberg-Samuel Corum
Logo Bank Dunia di kantor pusat World Bank Group, Washington DC, Amerika Serikat pada Kamis (13/4/2023). / Bloomberg-Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Dunia mewaspadai adanya risiko pelemahan ekonomi global maupun negara berkembang seperti Indonesia, sebagai efek dari kebijakan tarif yang akan Donald Trump terapkan usai resmi dilantik pada Senin (20/1/2025) waktu setempat.

Dalam laporan Global Economic Prospects (GEP) edisi Januari 2025, melaporkan hasil simulasi sebuah model makroekonomi global digunakan untuk mengkalibrasi kemungkinan implikasi kenaikan tarif AS. 

Simulasi menunjukkan bahwa kenaikan tarif AS sebesar 10% pada semua mitra dagang pada tahun 2025, tanpa adanya tarif pembalasan yang diberlakukan sebagai tanggapan, akan mengurangi pertumbuhan global sebesar 0,2% pada tahun tersebut.

Selain itu, pertumbuhan akan lebih lemah sebesar 0,1% setiap kenaikan tarif sebesar 10% tersebut untuk negara berkembang (emerging market and developing economies/EMDE)—di mana Indonesia termasuk ke dalam kategori tersebut. 

Lain halnya bila ternyata adanya tarif pembalasan yang proporsional oleh mitra dagang, efek negatif pada pertumbuhan global dan EMDE relatif terhadap baseline akan meningkat menjadi sekitar 0,3% dan 0,2%. 

“Dampak-dampak ini dapat semakin meningkat jika peningkatan proteksionisme perdagangan global disertai dengan ketidakpastian kebijakan yang meningkat,” tulis Bank Dunia, dikutip pada Senin (20/1/2025). 

Secara umum, Bank Dunia meramalkan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 2,7% pada 2025. Sementara negara EMDE diproyeksikan stagnan di level 4,1%. 

Artinya, bila efek tarif Trump tersebut benar-benar terjadi, ekonomi global dan EMDE akan merosot ke 2,5% dan 4% pada 2025. 

Untuk Indonesia sendiri, Bank Dunia meramalkan pada 2025 dapat tumbuh ke angka 5,1% dari proyeksi 2024 sebesar 5%. Proyeksi tersebut tidak berubah dari laporan GEP periode sebelumnya. 

Selain itu, Bank Dunia juga menyoroti adanya risiko terhadap prospek negara-negara East Asia Pacific (EAP)—termasuk Indonesia—yang tetap condong ke sisi negatif dan berpusat pada pergeseran kebijakan global yang merugikan.  

Meningkatnya ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan di seluruh dunia menimbulkan ancaman yang sangat signifikan mengingat pentingnya aktivitas berorientasi ekspor yang terkait dengan rantai nilai global di banyak negara EAP. 

Meningkatnya konflik dan bencana alam terkait perubahan iklim yang lebih sering terjadi menghadirkan risiko penurunan lebih lanjut. 

“Prospek pertumbuhan AS, inflasi global, dan kebijakan moneter masih belum pasti dan tunduk pada risiko naik dan turun, yang perwujudannya dapat meningkatkan atau mengurangi aktivitas EAP,” lanjut Bank Dunia. 

Dari dalam negeri, pemerintah tetap optimistis meski tidak menampik memang sejumlah lembaga maupun instansi menurunkan atau mempertahankan proyeksinya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan salah satunya, Bank Indonesia (BI) yang merevisi ke bawah ekonomi Indonesia 2025 dari 5,2% menjadi 5,1%. 

"Memang beberapa [lembaga] termasuk BI juga menurunkan dari 5,2% ke 5,1%. Tetapi pemerintah sih tetap optimistis, ini kan masih bulan Januari," ujarnya kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (17/1/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper