Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 443 gigawatt (GW) dalam rancangan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025-2060.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, angka tersebut ditetapkan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8% pada 2029.
"Kapasitas pembangkit listrik diproyeksikan pada tahun 2060 mencapai 443 GW," kata Yuliot dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (23/1/2025).
Apabila dilihat RUKN sampai dengan 2034 atau target 10 tahun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), maka penambahan pembangkit RUKN sebesar 120 GW.
Yuliot menyebut, penambahan pembangkit itu akan disediakan oleh PT PLN (Persero) sebesar 71 GW, pemegang wilayah usaha (wilus) lainnya sebesar 28 GW. Sementara itu, sisanya sebesar 21 GW yang fleksibel disediakan untuk PLN, pemegang wilus, dan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri (IUPTLS).
Dia menyebut, dari kapasitas pembangkit listrik sebesar 443 GW itu, sebanyak 79% berasal dari energi baru terbarukan (EBT).
Dari jumlah pembangkit EBT itu, sekitar 42% berasal dari variable renewable energy atau VRE seperti tenaga surya dan angin yang didukung oleh teknologi penyimpanan energi.
Yuliot menyebut, terdapat enam kebijakan yang diambil dalam pengembangan pembangkit listrik. Pertama, pengembangan pembangkit arus laut dimulai pada 2028-2029.
Kedua, pengembangan pembangkit nuklir diupayakan percepatan 2029-2032. Ketiga, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) floating secara masif memanfaatkan area waduk dan pengembangan PLTS atap. Keempat, pengembangan PLTP secara masif, baik offshore maupun onshore.
"Kelima, pengoperasian PLTU batu bara existing sampai dengan PPA [perjanjian jual beli listrik] berakhir, selanjutnya cofiring dengan biomassa yang dilengkapi dengan CCS [carbon capture and storage]," imbuh Yuliot.
Lebih lanjut, Yuliot menuturkan, demand listrik pada 2025 mencapai 539 terawatt hour atau bertambah 17% dari RUKN sebelumnya. Demikian juga halnya konsumsi listrik per kapita dalam RUKN 2025-2060 mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
"Demand listrik dan konsumsi listrik per kapita diproyeksikan naik secara signifikan khususnya pertumbuhan pada periode 5tahun pertama yaitu 2025-2029 diperkirakan konsumsi listrik mencapai rata-rata 6,9% per tahun," kata Yuliot.
Tambahan Pembangkit Listrik Ditarget Tembus 443 GW hingga 2060, Mayoritas EBT
Penambahan kapasitas pembangkit listrik ditargetkan mencapai sebesar 443 gigawatt (GW) dalam rancangan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025-2060.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mochammad Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
4 jam yang lalu
Mereka yang Balik Arah di Saham MEDC Awal 2025
4 jam yang lalu
Bos BBNI dan BBRI Bicara Dividen
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 jam yang lalu