Bisnis.com, JAKARTA - Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional masih memetakan potensi komoditas sumber daya mineral di Indonesia sebagai basis data valid untuk memikat investor.
Sekretaris Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Ahmad Erani Yustika mengatakan informasi terperinci terkait dengan potensi cadangan, prospek pasar hingga dukungan regulasi menjadi titik berat investor saat ini.
“Kami masih lagi memetakan dan mentabulasi keseluruhan potensi hilirisasi yang ada di Indonesia, pemetaan dan pendataan itu masih dalam proses,” ujar Erani saat ditemui di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Dia menerangkan bahwa Satgas Hilirisasi harus melakukan verifikasi lebih lanjut terhadap data yang sudah ada saat ini. Sebagaimana diketahui, terdapat potensi cadangan dari 28 komoditas mineral kritis yang telah dikantongi pemerintah.
Dalam hal pemilihan komoditas yang akan diprioritaskan, faktor utama yang akan dipertimbangkan adalah ketersediaan sumber daya, nilai tambah yang bisa dihasilkan, serta potensi investasi.
“Prioritas itu nanti menyangkut sumber daya yang tersedia, nilai tambah yang nanti diciptakan, dan nilai investasinya itu harus dihitung semua,” jelasnya.
Baca Juga
Meskipun saat ini telah ada kajian untuk 28 komoditas, Satgas terbuka untuk memperluas fokusnya jika ada potensi lain yang belum tercakup.
Mengenai proyek hilirisasi yang akan dijalankan, Satgas tidak hanya berfokus pada jumlah proyek, tetapi lebih pada potensi yang nyata.
“Yang paling penting adalah itu harus real, potensi yang real ada. Jangan sampai itu kita dibatasi oleh jumlah,” ungkapnya.
Dalam rencana jangka panjang, Satgas memperkirakan bahwa potensi proyek hilirisasi akan lebih dari 50 proyek, namun jumlah bukanlah hal yang diprioritaskan.
Ketika ditanya mengenai prioritas proyek hilirisasi yang akan dijalankan terlebih dahulu, Satgas menekankan bahwa investor yang siap untuk berpartisipasi, baik dari sektor swasta domestik, asing, maupun BUMN, menjadi faktor utama.
Selain itu, pemetaan potensi harus siap terlebih dahulu, baru kemudian akan ditawarkan kepada investor yang siap untuk mengajukan proposal.
“Kita akan tawarkan, siapa yang lebih sigap untuk menjemput proposal tadi itu ya nanti akan difasilitasi supaya ada percepatan,” terangnya.
Pemetaan yang sedang dilakukan juga bertujuan untuk memastikan informasi yang ditawarkan kepada investor sudah valid dan matang. Validitas data menjadi kunci utama agar investor tidak ragu dalam mengambil keputusan.
“Jadi kita lagi memastikan agar ketika ditawarkan ke investor itu, jangan lagi informasi yang mentah, itu sudah jadi,” tuturnya.
Selain data yang akurat, permintaan utama dari investor adalah informasi yang detail, kepastian, dan fasilitasi dari pemerintah, termasuk perizinan yang cepat dan integrasi regulasi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Investor itu butuhnya adalah detail informasi, kepastian, dan yang ketiga adalah fasilitasi dari pemerintah,” pungkasnya.