“[Pertumbuhan] didorong oleh surplus perdagangan nonmigas, penurunan defisit perdagangan jasa, defisit pendapatan primer yang lebih kecil,” ungkapnya, Rabu (5/2/2025).
Selain itu, defisit pendapatan sekunder yang membaik, defisit neraca transaksi berjalan pada Triwulan-III 2024 membaik menjadi US$2,2 miliar (0,6% dari PDB) dari US$3,2 miliar (0,9% dari PDB) pada kuartal II/2024.
Adapun dari hasil konsensus ekonom Bloomberg tersebut, tiga bank pelat merah, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) memberikan proyeksi yang tipis di bawah 5% untuk kuartal IV/2024. Masing-masing sebesar 4,97% YoY, 4,97%, dan 4,98%.
Sementara saat dihubungi secara langsung, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro mengestimasikan di tengah meningkatnya ketidakpastian global, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5% YoY pada kuartal IV/2024.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan sedikit melemah, mencapai 4,8% YoY pada kuartal IV/2024 dari 4,9% pada kuartal sebelumnya, tetapi tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi.
“Kinerja nilai ekspor yang meningkat pun akan menjadi pendorong utama pertumbuhan, didukung oleh kinerja ekspor Indonesia yang kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian,” tuturnya.