Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berjibaku Genjot Sektor Pariwisata di Tengah Efisiensi Anggaran

Di tengah kebijakan efisiensi anggaran, pemerintah bersama pelaku usaha tetap berupaya untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata. Bagaimana strateginya?
Wisatawan menikmati pemandangan matahari terbit dari Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/12/2018)./JIBI-Rachman
Wisatawan menikmati pemandangan matahari terbit dari Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/12/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kebijakan pemangkasan anggaran, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) serta pelaku usaha tetap berupaya untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata.

Berbagai upaya bakal dilakukan agar sektor pariwisata Tanah Air tetap dapat bersaing dengan negara-negara lain, sekaligus mendatangkan devisa bagi negara.

Adapun, industri perhotelan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2025 yang mengatur tentang efisiensi APBN dan APBD.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B. Sukamdani menyampaikan bahwa pelaku usaha akan fokus untuk menggenjot sektor pariwisata, baik dari sisi domestik maupun mancanegara.

“Jadi upaya kita untuk meningkatkan pariwisata ini, kami konsentrasi di dua-duanya,” kata Hariyadi dalam konferensi pers Musyawarah Nasional (Munas) XVIII PHRI Tahun 2025, Selasa (11/2/2025).

Secara terperinci, pelaku usaha berupaya untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total kunjungan wisman ke Indonesia sepanjang 2024 mencapai 13,9 juta kunjungan atau naik 19,05% dibanding tahun lalu sebanyak 11,6 juta kunjungan.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) itu mengatakan, upaya pertama yang akan dilakukan pelaku usaha yakni melakukan komunikasi dengan pelaku industri penerbangan yang tertarik untuk melayani penerbangan langsung ke Indonesia.

Salah satu maskapai penerbangan yang tengah dalam penjajakan yakni AirAsia. Hariyadi menyebut, maskapai penerbangan asal Malaysia itu diharapkan membuka penerbangan dari Bangkok, Thailand, ke DI Yogyakarta.

Selain itu, pihaknya juga berupaya meminta Jetstar Airways, maskapai penerbangan yang berpusat di Australia, untuk melayani penerbangan dari kota-kota di Negeri Kangguru ke Lombok atau Labuan Bajo.

“Nanti kita akan lihat kemungkinannya seperti apa, karena juga terkait dengan status bandara,” ujarnya.

Kedua, meningkatkan partisipasi di travel mart, acara pameran perjalanan yang mempertemukan buyer dan seller di bidang pariwisata. 

Hariyadi mengungkap bahwa pada tahun ini Indonesia akan melakukan dua jenis travel mart yakni Wonderful Indonesia Tourism Fair yang akan digelar pada 5 Oktober 2025 dan berpartisipasi dalam pameran di Utrecht, Belanda pada November 2025.

Untuk domestik, Hariyadi mengungkap bahwa asosiasi pariwisata akan mendorong pameran yang digelar di delapan kota. Pameran ini bertujuan untuk menarik minat wisman maupun wisatawan nusantara (wisnus).

Kendati begitu, Hariyadi tidak mengungkap secara terperinci kota mana saja yang akan menggelar pameran tersebut.

Upaya lainnya yakni gencar melakukan promosi. Mengingat, minimnya anggaran promosi menjadi tantangan bagi sektor pariwisata, pihaknya berupaya melakukan promosi menggunakan digital marketing.

Dia mengakui pada situasi normal saja anggaran untuk promosi sangat minim, ditambah lagi dengan adanya pemangkasan anggaran yang kian memberatkan sektor pariwisata dalam melakukan promosi. 

“Jadi problem paling utama dari kami sebetulnya adalah lebih kepada anggaran. Kalau yang lainnya kami bisa atasi tapi untuk anggaran khususnya promosi kami menghadapi kendala,” tuturnya.

Paket Wisata

Di sisi lain, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tengah berupaya untuk mengembangkan paket-paket wisata yang mengarah pada wellness, gastronomi, dan marine seperti diving dan boat.

Dalam hal ini, pemerintah tengah berfokus pada industri boat mengingat boat saat ini tengah menjadi tren di kawasan Asia Tenggara dan Australia.

“Jadi kenapa kita bisa bicara itu karena ternyata di kawasan Asia Tenggara ini dan termasuk Australia, boat industry ini sedang lagi naik,” ungkap Kiki.

Deputi Bidang Pengembangan Strategis di Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) Cecep Rukendi menambahkan, pihaknya juga mendukung sektor pariwisata dengan bersama-sama mempromosikan kuliner, fesyen, maupun digital seperti game ke mancanegara.

Selain itu, pihaknya juga melanjutkan program Bangga Buatan Indonesia, serta mendorong sektor pariwisata, termasuk perhotelan untuk membantu menggunakan produk-produk Indonesia dalam menjalankan bisnisnya.

“Jadi kita terus berkolaborasi yang erat di bidang kerjanya masing-masing nanti pariwisata maju, ekonomi kreatif juga maju,” kata Cecep.

Sementara itu, di tengah kondisi saat ini, Dewan Pakar GSN Bidang Pariwisata Taufan Rahmadi menyebut bahwa keberlanjutan pariwisata tidak lagi hanya bergantung pada kebijakan pemerintah semata, tetapi juga pada bagaimana seluruh elemen dalam ekosistemnya saling menguatkan.

Di era Presiden Prabowo Subianto, Taufan menyebut bahwa sektor pariwisata tidak hanya dituntut untuk bertahan, tetapi juga membuktikan bahwa dalam keterbatasan, ada peluang untuk melompat tinggi.

“Bukan tentang berapa besar anggaran yang tersedia, tetapi sejauh mana kreativitas, inovasi, dan sinergi dapat menjadi bahan bakar utama dalam menggerakkan industri pariwisata ke depan,” kata Taufan kepada Bisnis, Selasa (11/2/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper