Bisnis.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menunjang kegiatan produksi hingga distribusi guna meningkatkan efisiensi.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan adopsi teknologi saat ini bukan hanya sebuah opsi, tetapi telah menjadi kewajiban. Tak terkecuali pemanfaatan teknologi AI bagi perusahaan pupuk dari sisi manufaktur hingga distribusi.
"Dalam konteks efisiensi ini, maksudnya kita menggunakan teknologi, dari produksi sampai end customer,” kata Rahmad dalam acara Indonesia Data and Economic (IDE) Conference, dikutip Selasa (18/2/2025).
Dia menambahkan bidang pertanian seringkali dianggap minim dalam adopsi teknologi. Namun, dalam situasi disrupsi, semua perusahaan yang berkaitan dengan pertanian harus beradaptasi.
Menurutnya, adopsi teknologi ini menjadi kunci keberhasilan peningkatan produktivitas bagi perusahaan. Hal tersebut sekaligus menepis anggapan bahwa pertanian itu bidang yang low technology.
Pupuk Indonesia, lanjutnya, telah menggunakan berbagai teknologi terkini yang bisa memproses data mulai dari produksi sampai ke tangan konsumen.
Baca Juga
Dalam sisi manufaktur misalnya, Pupuk Indonesia menempatkan 32.000 sensor di 48 pabrik yang akan dikompilasi dan dimasukkan ke dalam sebuah big data. Kemudian dimanfaatkan dalam teknologi AI agar bisa meningkatkan produktivitas perusahaan.
“Teknologi itu akan membaca akan ada anomali seperti apa. Jadi dia meningkatkan prediksi-prediksi ke depan,” kata Rahmad.
Produktivitas itu, kata Rahmad, dapat menunjang kebutuhan pupuk sesuai target produksi di 2025, yang beberapa di antaranya meliputi komoditas pangan strategis seperti padi, jagung, dan tebu.
Dia optimistis swasembada pangan bisa terwujud dimulai dari produktivitas pupuk yang meningkat dan tersalurkan tepat sasaran.
Adapun untuk penebusan pupuk, perusahaannya telah meluncurkan platform iPubers, sebuah integrasi sistem penebusan pupuk untuk menjamin penyaluran yang tepat sasaran.
Rahmad menambahkan, bahwa sejak digunakan oleh kios-kios pengecer pada Januari 2024, platform ini telah memproses 2,5 juta transaksi per bulan.