Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai VinFast, BKPM Rayu Vietnam Tanam Modal Dukung Hilirisasi SDA

Indonesia membujuk Vietnam untuk berinvestasi di sektor penghiliran dengan mempertimbangkan melimpahnya sumber daya alam Tanah Air.
Mobil Listrik VinFast Tipe VFe34 yang dipamerkan di GIIAS 2024, Rabu (17/7/2024). / Bisnis-Lukman Nur Hakim
Mobil Listrik VinFast Tipe VFe34 yang dipamerkan di GIIAS 2024, Rabu (17/7/2024). / Bisnis-Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal alias BKPM mengundang Vietnam untuk ikut serta menanamkan modalnya lebih banyak—usai membangun pabrik VinFast—dalam mendukung hilirisasi sumber daya alam.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan mempromosikan bahwa terdapat lebih dari 28 komoditas untuk dilakukan hilirisasi.

"Dengan kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia, kami ingin mengundang teman-teman kami, saudara-saudara kami dari Vietnam untuk melakukan investasi di Indonesia," ujarnya dalam 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations, Senin (24/2/2025).

Minat negara mitra terhadap investasi di Indonesia sudah ditunjukkan berbagai pihak, utamanya China.

Tidak dapat dipungkiri, China memang memiliki teknologi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) paling efisien dan telah berinvestasi di Vietnam.

Untuk itu, pemerintah berharap investasi yang masuk dari Vietnam dapat lebih banyak, utamanya terkait energi baru terbarukan (EBT).

Dalam 10 tahun terakhir, total realisasi investasi dari Vietnam mencapai US$66,3 miliar atau sekitar Rp1.079 triliun (asumsi kurs Rp16.280 per dolar AS).

Nilai tersebut meningkat signfikan utamanya pada 2024 usai perusahaan mobil listrik VinFast merambah pasar Tanah Air dan dilanjutkan dengan munculnya taksi Vietnam Xanh SM.

Nurul Ichwan memaparkan bahwa sejauh ini, 89,9% investasi dari Vietnam terpusat di Jawa Barat dengan sektor sekunder. Sementara sisanya tersebar di Jakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Di mana sektor primer hanya mencakup 2%, dan tersier sebesar 8,2%.

Terdapat lima sektor utama yang Vietnam investasikan di Indonesia, yakni kendaraan, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, perikanan, dan konstruksi.

“Kami tahu bahwa Vietnam selangkah lebih maju dari Indonesia karena kami tahu bahwa ketersediaan energi hijau di Vietnam sudah ada. Kami sedang bergerak maju menuju investasi energi hijau yang berkelanjutan ini. Namun, karena kita memiliki program industri hilir, ketersediaan energi hijau tidak cukup untuk mendukung industri hilir,” tuturnya.

Adapun, pada tahun ini pemerintah menargetkan investasi dari foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing (PMA) dan PMDN mencapai Rp1.905 triliun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper