Bisnis.com, JAKARTA - LRT Jabodebek mengungkapkan dalam beberapa minggu terakhir, jumlah penumpang LRT Jabodebek mengalami tren penurunan menjadi 89.000.
Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi mengatakan pihaknya sedang menganalisa penyebab penyusutan jumlah penumpang. Disinyalir kebijakan work from home (WFH) yang diterapkan menjadi penyebabnya.
“Ya kami sedang menganalisa apakah ini juga ada dampak adanya program WFH yang dilakukan sehingga tren angkutan umum massal ini turun,” kata Purnomo di Depo LRT Jabodebek, Senin (24/2/2025).
Purnomo juga mengaku telah berdiskusi dengan KAI Commuter (KCI) yang juga mengalami penurunan jumlah penumpang selama 1-2 minggu terakhir.
Meski demikian, Purnomo mengatakan LRT Jabodebek memiliki target jumlah penumpang mencapai 27 juta sepanjang 2025 dengan rata-rata 93.906 pengguna per hari pada hari kerja dan 40.080 pengguna per hari di akhir pekan.
"Hingga 23 Februari 2025, jumlah pengguna telah mencapai 3.812.580 pengguna, dengan tren harian yang terus meningkat," kata Purnomo.
Baca Juga
Guna dapat mencapai target tersebut, Purnomo memaparkan LRT Jabodebek menyiapkan berbagai langkah strategis seperti penambahan jumlah trainset yang beroperasi, memperpendek headway, menyediakan layanan feeder hingga membuka peluang hak penamaan (naming rights).
Sebagai gambaran, sepanjang 2024, LRT Jabodebek mencatat 21.055.870 pengguna, dengan rekor harian tertinggi sebanyak 94.172 pengguna pada 26 November 2024.
Selain peningkatan jumlah pengguna, kinerja operasional LRT Jabodebek juga mengalami peningkatan signifikan. Ketepatan waktu perjalanan meningkat dari 80,60% pada 2023 menjadi 97,23% pada 2024, sementara total perjalanan juga bertambah dari 22.492 perjalanan di 2023 menjadi 110.464 perjalanan sepanjang 2024.