Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan perundingan perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) bisa segera pada semester I/2025.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa ada beberapa beberapa teknis yang masih dirundingkan. Meski begitu, dia menyebut Kemendag akan kembali bertemu dengan pihak Uni Eropa membahas perundingan ini pada pekan depan.
Adapun, penyelesaian perundingan IEU-CEPA ini molor dari jadwal yang ditargetkan pada akhir 2024 dan menjadi kuartal I/2025.
Budi menyebut perjanjian IEU-CEPA bakal memberikan manfaat besar bagi Indonesia, salah satunya berpeluang membuka pasar baru untuk memperkenalkan produk tekstil hingga alas kaki buatan dalam negeri.
“Mudah-mudahan semester I [2025] selesai ya, karena IEU-CEPA ini penting. Banyak yang kita akses yang bisa masuk ke sana. Salah satunya tekstil, tekstil pakaian jadi, alas kaki, dan produk pertanian itu bisa masuk ke sana. Ini sebenarnya salah satu cara bagaimana kita mempunyai pasar baru,” kata Budi saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Kamis (5/3/2025).
Terlebih, kata dia, persaingan perdagangan di dunia semakin ketat. Apalagi, Budi menyebut kondisi saat ini membuat setiap negara sulit masuk dan menambah perjanjian dagang.
Baca Juga
Menurutnya, dengan bertambahnya perjanjian perdagangan, termasuk dengan Uni Eropa, maka akan menimbulkan simbiosis mutualisme.
“Masuk ke negara-negara lain juga susah, banyak persaingan, tapi kita ada kesempatan untuk masuk ke Uni Eropa. Dan Uni Eropa juga punya akses ke sini nanti dari perjanjian itu, sehingga kita ada perjanjian yang saling menguntungkan. Tidak merugikan satu sama lain, tapi menguntungkan satu sama lain,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa perjanjian IEU—CEPA bukan merupakan suatu hal yang mudah. Salah satunya ihwal persoalan waktu.
“Artinya untuk kesepakatan waktunya. Terus sekarang ini sudah mulai terjadwal, sudah rutin. Jadi harapan kita memang semester I selesai,” tuturnya.
Dia berharap hal yang menjadi masalah secara teknis dapat segera diselesaikan. Dengan demikian perundingan IEU-CEPA dapat segera rampung dan diimplementasikan.
“Dan ini progresnya sudah mulai bagus. Kita sudah koordinasi dengan kementerian/lembaga dan mudah-mudahan cepat selesai,” pungkasnya.
Dalam catatan Bisnis, pihak Uni Eropa menyampaikan komitmen serta harapan untuk dapat segera menuntaskan perundingan IEU-CEPA pada semester I/2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan struktur pasar dan ekonomi yang berbeda antara Uni Eropa dan Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang pasar.
Meski terdapat beberapa isu tersisa pada proses negosiasi, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia tidak membatasi peluang untuk masuknya investasi.
“Dengan diselesaikannya IEU-CEPA, Indonesia berharap dapat mengundang investor asal UE untuk dapat menjajaki pasar di Indonesia,” ujarnya.
Dengan ditandatanganinya IEU-CEPA, diharapkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa dapat semakin erat serta memberikan manfaat bagi kedua pihak dalam menghadapi tantangan global yang semakin dinamis.
Adapun, perundingan IEU-CEPA telah dilakukan sebanyak 19 putaran dalam sembilan tahun terakhir. IEU-CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral komprehensif yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara mitra di kawasan Uni Eropa.
Secara umum, IEU-CEPA mencakup tiga pilar utama, di antaranya akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi dan pengadaan publik, harmonisasi regulasi perdagangan, serta kerja sama dan peningkatan kapasitas.