Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Setoran PNBP 2026 dari Kemenhub Kontraksi 15,3%, Ada Apa?

Target PNBP Kemenhub 2026 turun 15,3% jadi Rp8,9 triliun akibat penurunan layanan SRUT dan penyerahan P3D pelabuhan. Upaya optimasi: peningkatan layanan dan tarif baru.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menjajal direct train (kereta tanpa transit) relasi Stasiun Gambir Jakarta - Stasiun Tugu Yogyakarta yang baru saja diuji coba, Senin (16/12/2024) - Dok. Kemenhub
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menjajal direct train (kereta tanpa transit) relasi Stasiun Gambir Jakarta - Stasiun Tugu Yogyakarta yang baru saja diuji coba, Senin (16/12/2024) - Dok. Kemenhub
Ringkasan Berita
  • Target PNBP Kemenhub pada 2026 diproyeksikan menurun 15,3% menjadi Rp8,9 triliun, lebih rendah dari outlook 2025 sebesar Rp10,5 triliun.
  • Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya target PNBP dari layanan penerbitan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) dan dampak penyerahan P3D dari pelabuhan kepada Penda.
  • Kemenhub berencana mengoptimalkan PNBP melalui peningkatan layanan, modernisasi proses bisnis, dan pengenaan tarif baru untuk layanan tertentu.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Target setoran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada kas negara berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dirancang kontraksi sebesar 15,3% secara tahunan pada 2026.

Hal tersebut tercantum dalam Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2026. Di mana PNBP Kemenhub dalam RAPBN 2026 tercatat senilai Rp8,9 triliun atau lebih rendah dari outlook 2025 yang mencapai Rp10,5 triliun—stagnan dari 2024.

“Target PNBP Lainnya pada Kemenhub dalam RAPBN tahun 2026 sebesar Rp8.899,4 miliar [Rp8,9 triliun], terkontraksi 15,3% dari outlook tahun 2025,” tulis dokumen tersebut, dikutip pada Selasa (19/8/2025).

Padahal, dari K/L dengan layanan utama, sumber penerimaan dari Kemenhub menjadi ketiga terbesar selain Kepolisian RI dan Kementerian Komunikasi dan Digital.

Pemerintah dalam dokumen tersebut menyampaikan bahwa penurunan setoran kas negara tersebut sebagai efek dari menurunnya target PNBP dari layanan penerbitan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT).

“Pengaruh animo masyarakat dan kondisi ekonomi serta akibat adanya pelaksanaan penyerahan Personel, Pendanaan, Sarana, dan Prasarana serta Dokumen [P3D] dari 444 pelabuhan Pengumpan Lokal [PL] dan Pengumpan Regional [PR] kepada Penda sehingga berdampak pada 185 Satker PNBP di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,” tambahnya.

Melihat secara tren, setoran Kemenhub kepada kas negara secara konsisten naik sejak 2021 di angka Rp6,7 triliun dan mencapai Rp10,5 triliun pada 2024. Kemudian estimasi 2025 stagnan, dan menurun pada 2026.

Untuk itu, kebijakan yang akan diterapkan untuk mengoptimalkan PNBP Lainnya dari Kemenhub yaitu melalui peningkatan layanan dan tata kelola, serta optimalisasi potensi PNBP.

Pertama, peningkatan layanan melalui peningkatan inovasi dan kualitas layanan PNBP seperti jasa kepelabuhan, jasa kebandarudaraan, jasa kenavigasian, jasa sertifikasi perkeretaapian, dan jasa sertifikasi kendaraan bermotor.

Kemudian simplifikasi layanan dan modernisasi proses bisnis dengan memandatkan TIK, serta keterlibatan Mitra Instansi Pengelola PNBP (MIP-PNBP) seperti MIP pada jasa layanan transportasi.

Kedua, pemerintah bakal mengoptimalkan potensi PNBP dengan menarik tarif baru atas layanan yang belum terpungut, seperti drone dan tarif volatil atau yang sifatnya mendesak. Selain itu, juga melakukan optimalisasi pemanfaatan aset atau barang milik negara (BMN) melalu sewa lahan, gedung, bangunan, sarana dan prasarana.

Adapun, Kemenhub sendiri mendapatkan anggaran dalam RAPBN 2026 senilai Rp28,49 triliun atau lebih tinggi dari outlook 2025 yang mencapai Rp23 triliun. Meski demikian, jumlah tersebut lebih rendah dari 2024 yang mencapai Rp39,1 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro