Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Gas Belum Pulih 100%, Pelanggan Industri Cari Energi Alternatif

Pasokan gas di Sumatra dan Jawa Barat belum pulih sepenuhnya, membuat industri pengguna mencari energi alternatif seperti light oil dan CNG.
Proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa
Proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA — Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) menyebut pasokan gas yang disalurkan ke industri pengguna di wilayah Sumatra dan Jawa Barat belum sepenuhnya pulih. Meskipun pemasok energi tersebut, dalam hal ini PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), mengklaim kondisi sudah stabil.

Ketua Umum FIPGB Yustinus Gunawan mengatakan, sejumlah perusahaan pengguna gas bumi mengaku sudah mendapatkan tekanan gas yang meningkat setelah sebelumnya turun drastis hingga menyebabkan produksi terhenti. 

"Pakai light oil, mungkin ada yang pakai CNG [compressed natural gas] atau bahkan ada yang balik ke batu bara," kata Yustinus kepada Bisnis, Selasa (19/8/2025).

Kendati demikian, penggunaan energi alternatif tersebut tidak bisa terus menerus diandalkan dari sisi keekonomian maupun komitmen untuk transisi energi. Harga CNG dan batu bara untuk alternatif selain gas pipa juga disebut lebih variatif.

Selain itu, dinamika masing-masing pengguna gas bumi bergerak dan berubah cepat, khususnya penggunaan energi alternatif selain gas pipa. Hal ini memerlukan penyesuaian peralatan dan naker.

"Alternatif ini untuk memastikan order pelanggan, apalagi pelanggan luar negeri, sebagai bentuk komitmen untuk menjaga kepercayaan," jelasnya

Adapun, dia menerangkan bahwa sejak 13 Agustus 2025, pemasok gas telah mengumumkan kondisi penurunan penyaluran gas dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di hulu akibat terjadinya pemeliharaan operasional tak terencana.

Dalam kondisi tersebut, pemakaian gas pelanggan industri dibatasi maksimum 48%. Penggunaan gas di atas volume yang dibatasi 48% disebut akan dikenakan surcharge 120% dari harga gas regasifikasi US$14,8 per MMBtu.

Selain itu, pelanggan mendapatkan alokasi gas industri tertentu (AGIT) untuk liquefied natural gas (LNG) 52% dengan harga US$17,8 per MMBtu. 

"Itu dari harga dasar regasifikasi US$14,8 per MMBtu dan surcharge 120% [untuk pemakaian di atas AGIT], sedangkan HGBT US$7 per MMBtu hanya 48% sehingga harga rata-rata menjadi US$12,6 per MMBtu," ujar Yustinus.. 

Untuk itu, pihaknya kembali menagih ketersediaan pasokan gas sesuai alokasi Kepmen ESDM 76/2025 tentang Pengguna Gas Bumi Tertentu. Yustinus meyakini pemerintah tengah mencari cara agar implementasi HGBT terlaksana secara penuh. 

"Pelaksanaan sepenuhnya Perpres dan Kepmen sangat penting dan genting untuk kelangsungan industri termasuk menjaga kepercayaan investor," tuturnya. 

Diberitakan Bisnis sebelumnya, Senin (18/8/2025), PGN menyatakan tekanan gas di dalam infrastruktur pipa secara berangsur stabil dengan diperolehnya tambahan gas untuk mengisi stok gas dalam jaringan pipa.

Kepastian tambahan pasokan gas lainnya juga telah dikonfirmasi dan akan dimanfaatkan untuk meningkatkan keandalan operasional dalam rangka menjaga kestabilan pasokan gas kepada pelanggan.

Hal ini didukung oleh Kementerian ESDM, SKK Migas, PT Pertamina (Persero) dan pemangku kepentingan terkait lainnya yang intensif mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menjaga keandalan dan stabilisasi pasokan gas bagi pelanggan di wilayah Jawa Barat dan sebagian Sumatra

“Hal ini merupakan bentuk sinergi PGN dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mengupayakan stabilisasi dan penguatan pasokan gas, untuk memastikan keberlangsungan layanan kepada pelanggan,” ujar Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman.

PGN selalu mengupayakan ketersediaan pasokan gas bumi demi mendukung kelangsungan operasional seluruh pelanggan, khususnya sektor industri, yang memiliki multiplier effect terhadap perekonomian nasional.

Sejalan dengan upaya menjaga kestabilan pasokan, PGN tetap mengingatkan pentingnya pengendalian pemakaian gas oleh pelanggan.

“PGN mengapresiasi dukungan penuh pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait serta terus berkoordinasi aktif untuk mendapatkan solusi terbaik dalam mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro