Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Klaim Belum Terima Laporan Penurunan Produksi Kelapa

Kementan mengaku belum menerima laporan mengenai penurunan produksi kelapa bulat. Kementan hanya mencatat kenaikan permintaan.
Salah satu kios pedagang santan kelapa di bilangan Pademangan Barat, Jakarta, Minggu (16/3/2025). —Bisnis/Rika Anggraeni
Salah satu kios pedagang santan kelapa di bilangan Pademangan Barat, Jakarta, Minggu (16/3/2025). —Bisnis/Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengeklaim pihaknya belum menerima laporan terkait adanya penurunan produksi kelapa dalam negeri.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengaku Kementan hanya mendapatkan laporan akan adanya peningkatan kebutuhan komoditas kelapa yang melonjak.

“Saya belum dapat laporan terkait penurunan produksi kelapa. Yang kami dapatkan adalah ini terkait kebutuhan, kebutuhannya yang tinggi,” kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Dia juga menyebut saat ini pasar ekspor untuk komoditas kelapa juga tengah melonjak. Bahkan, dia mengaku banyak jenis kelapa Indonesia yang sebelumnya dianggap kurang memenuhi syarat, kini justru diminati pasar ekspor.

Alhasil, lanjutnya, Kementan tengah menghitung neraca kebutuhan kelapa untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Kalau memang nanti diperlukan, kami akan mengusulkan ke Presiden dan juga koordinasi dengan kementerian terkait, khususnya Kementerian Perdagangan supaya ekspor kelapanya diatur supaya kita bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu,” tuturnya.

Kendati demikian, Sudaryono menyebut jika produksi kelapa mengalami penurunan, maka El Nino hingga pohon kelapa yang sudah tidak produktif bisa menjadi akar masalahnya.

Terkait pohon kelapa yang sudah tak lagi produktif, kata dia, pemerintah tengah melakukan pemerajaan terhadap pohon kelapa dalam waktu dekat untuk meningkatkan produksi dalam negeri. 

“Jadi bukan penurunan [produksi kelapa], saya kira penurunannya bukan hanya karena iklim. Kalaupun ada penurunan, karena memang banyak kelapa kita yang memang masih usianya sudah terlampaui tua. Nah ini sedang kita mau remajakan semua,” terangnya.

Lebih lanjut, Sudaryono juga menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kementan agar kelapa yang merupakan komoditas unggulan Indonesia di dunia bisa dipertahankan dan ditingkatkan dari sisi produksi

Pasalnya, sambung dia, turunan dari komoditas kelapa terbilang luas, yakni mulai dari santan hingga kosmetik.

“Termasuk kelapa adalah satu komoditas yang dibahas di hilirisasi pertanian. Salah satu produk hilirisasi pertanian yang menjadi prioritas selain kelapa sawit adalah kelapa bulat,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui produksi kelapa di Indonesia merosot imbas fenomena El Nino.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag Farid Ami mengatakan bahwa produksi kelapa yang turun akibat fenomena El Nino ini membuat pasokan bahan baku pada pengelolaan kelapa menjadi langka.

“Akibat El Nino, produksi kelapa di Indonesia turun, dari sisi demand pada waktu yang bersamaan tingginya permintaan di pasar internasional mengakibatkan pasokan bahan baku pada pengelolaan kelapa menjadi langka,” kata Farid kepada Bisnis, Minggu (16/3/2025).

Namun, Farid menjelaskan bahwa selama ini ekspor kelapa tidak pernah diatur atau dibatasi karena dari sisi pasokan dan permintaan selalu terkendali.

Dia menyampaikan kebijakan pemerintah yang sudah disepakati dalam rangka membatasi ekspor kelapa adalah dengan menerapkan Pajak Ekspor (Levy) terhadap kelapa bulat dan produk turunannya.

Di luar itu, lanjut dia, seperti Marotarium Ekspor Kelapa seperti usulan sektor industri pengelolaan kelapa telah menjadi pertimbangan pemerintah.

“Namun, kebijakan ini harus ditelaah sebaiknya mungkin agar tidak merugikan petani dikarenakan dampaknya dapat menurunkan harga kelapa,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper