Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan Presiden AS Donald Trump dinilai menyebabkan lebih banyak ketidakpastian bagi perekonomian daripada yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) Luis de Guindos dalam sebuah wawancara kepada Sunday Times.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (17/3/2025), de Guindos mengatakan dunia perlu mempertimbangkan ketidakpastian lingkungan saat ini, yang bahkan lebih tinggi daripada selama pandemi.
"Apa yang kita lihat adalah bahwa pemerintahan AS yang baru tidak terlalu terbuka untuk melanjutkan multilateralisme, yang merupakan tentang kerja sama lintas yurisdiksi dan menemukan solusi bersama untuk masalah bersama. Ini adalah perubahan yang sangat penting, dan sumber ketidakpastian yang besar," ujar de Guindos.
Beberapa pembuat kebijakan ECB telah menyoroti kekhawatiran mereka tentang dampak perang dagang yang sedang terjadi dalam beberapa hari terakhir dengan Presiden Christine Lagarde mengatakan eskalasi perselisihan atas pungutan perdagangan dapat berdampak buruk pada ekonomi dunia.
Serupa, Jose Luis Escriva mengatakan kepada Bloomberg TV pekan lalu bahwa asumsi inflasi dan pertumbuhan ekonomi menghadapi risiko besar di setiap arah dan ketidakpastian tersebut membuat mustahil untuk memprediksi pergerakan suku bunga lebih lanjut.
Baca Juga
Di kawasan euro, pertumbuhan diperkirakan hanya akan meningkat 0,9% tahun ini, menurut perkiraan ECB yang diterbitkan bulan ini.
“Upah riil telah meningkat, inflasi menurun, suku bunga turun dan kondisi pembiayaan lebih baik. Namun, kenyataannya adalah bahwa konsumsi tidak meningkat," kata Guindos.
Menurutnya, hal ini karena konsumen tidak selalu bereaksi terhadap perkembangan pendapatan riil jangka pendek mereka.
“Mereka juga mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi dengan ekonomi dalam jangka menengah, yang diliputi ketidakpastian. Kemungkinan perang dagang atau konflik geopolitik yang lebih luas berdampak pada kepercayaan konsumen," lanjutnya.
Adapun, ketika ditanya tentang rencana pengeluaran pertahanan besar-besaran dari pemerintah Eropa, Guindos mengatakan hal tersebut merupakan keputusan yang tepat, meskipun masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan ekonomi yang pasti.
"Namun, kemungkinan besar akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan memiliki dampak terbatas pada inflasi," katanya.
Guindos menegaskan kembali keyakinan ECB bahwa inflasi berada di jalur yang tepat menuju target bank sentral sebesar 2% pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, dengan mengatakan semua indikator untuk layanan dan inflasi yang mendasarinya bergerak ke arah yang tepat.
Dia secara khusus menyoroti perlambatan kompensasi per karyawan, yang mereda pada kuartal keempat.