Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memperkirakan perputaran uang pada periode libur Lebaran 2025 mencapai Rp375,2 triliun.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, merujuk survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan, perjalanan wisatawan nusantara atau wisnus pada momen Lebaran 2025 diproyeksi sebanyak 146 juta perjalanan.
Dengan rata-rata pengeluaran wisnus sebesar Rp2,57 juta per perjalanan, Kemenpar mengharapkan perputaran uang yang terjadi selama periode ini mencapai Rp375,2 triliun.
“Dengan rata-rata pengeluaran wisnus sebesar Rp2,57 juta per perjalanan maka perputaran ekonomi yang akan terjadi selama periode lebaran diharapkan diproyeksi dapat mencapai Rp375,2 triliun,” kata Widiyanti dalam konferensi pers di Kantor Kemenpar, Rabu (19/3/2025).
Widiyanti menuturkan, pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk menciptakan wisata yang aman dan menyenangkan selama periode libur Lebaran.
Diantaranya, kata dia, pemerintah telah menurunkan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13%-14% yang dapat dipesan sejak 1 Maret 2025 dan periode perjalanan mulai 24 Maret - 7 April 2025.
Baca Juga
“Penurunan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk libur dan mudik di Indonesia aja dengan biaya yang lebih terjangkau,” ujarnya.
Selain itu, Widiyanti menyebut bahwa Kemenpar bekerja sama dengan pelaku usaha menghadirkan beragam promosi untuk meningkatkan minat masyarakat berwisata selama libur Lebaran tahun ini.
Dia mengungkapkan terdapat dua kampanye yang telah diluncurkan Kemenpar yakni #MudikYuk dan #LebarandiJakartaAja.
Melalui kampanye #MudikYuk, Widiyanti mengajak para pemudik untuk mengeksplorasi destinasi pariwisata sepanjang jalur mudik atau sekitar kampung halaman.
Kemudian, dengan adanya kampanye #LebarandiJakartaAja, dia mengajak masyarakat yang tinggal di luar Jakarta untuk berwisata di Jakarta. Widiyanti turut mengajak masyarakat Jakarta yang tidak melaksanakan mudik untuk menikmati beragam atraksi di Jakarta.
Beda Pendapat
Di tengah proyeksi perputaran ekonomi dari Kemenpar yang penuh dengan optimistis, kalangan ekonom dan pelaku usaha memiliki pendapat yang berbeda dengan pemerintah.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan perputaran uang selama libur Lebaran 2025 menurun dibanding tahun lalu, seiring dengan jumlah pemudik yang mengalami penurunan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Lebaran 2024 mencapai Rp157,3 triliun, maka asumsi selama Lebaran 2025 diprediksi mencapai Rp137,9 triliun atau turun 12,3%.
“Prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 juta atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga 4 orang,” kata Sarman dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).
Sarman, merujuk hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) maupun akademisi, jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Angka tersebut turun sebesar 24% dibanding tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
Sarman menuturkan, jika rata-rata keluarga membawa uang sebesar Rp3,75 juta atau naik 10% dari tahun lalu, potensi perputaran uang diproyeksi mencapai Rp137,9 triliun.
Kendati begitu, dia menilai jumlah tersebut masih berpotensi naik. Jika per keluarga membawa rata rata Rp4 juta, potensi perputaran uang dapat mencapai Rp145,04 triliun.
Senada, sejumlah ekonom melihat perputaran uang saat momen libur hari raya Idulfitri mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu.
Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan dari LPEM FEB UI Teuku Riefky mengestimasikan perputaran uang saat libur lebaran 2025 cenderung turun sejalan dengan penurunan jumlah pemudik. Kendati begitu, dia belum bisa mengungkap berapa persen penurunannya tahun ini.
“Memang perputaran uang cenderung akan menurun. Besarannya berapa, ini kita belum ada estimasi angka detailnya,” kata Teuku kepada Bisnis, Rabu (12/3/2025).
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, pada Lebaran 2024, selain THR, masyarakat juga menikmati berbagai gelontoran bantuan sosial (bansos) ekstra dan dana terkait gelaran Pilpres dan Pileg.
“Makanya jumlah pemudik dan nilai belanja Lebaran 2024 jauh lebih tinggi dari 2023 dan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Wijiyanto kepada Bisnis, Rabu (12/3/2025).
Dia mengatakan, menurunnya jumlah pemudik Lebaran 2025 terjadi lantaran tahun ini masyarakat tidak menikmati faktor-faktor tersebut.
Selain itu, kondisi daya beli masyarakat saat ini menurun serta tidak adanya kepastian mengenai pekerjaan, merupakan faktor utama penurunan jumlah pemudik dan belanja saat Lebaran.