Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isi Pertemuan RI-Rusia: Bahas Nuklir hingga Perdagangan Minyak Mentah

Selain pertemuan Prabowo dengan Wakil PM Rusia, pemerintah Indonesia juga kembali membahas penguatan hubungan kerja sama perdagangan dengan Rusia.
Presiden Prabowo Subianto menerima Wakil Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia Denis Manturov di Istana Merdeka Jakarta, pada hari ini, Selasa (15/4/2025). / Bisnis-Akbar Evandio
Presiden Prabowo Subianto menerima Wakil Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia Denis Manturov di Istana Merdeka Jakarta, pada hari ini, Selasa (15/4/2025). / Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia dengan Rusia kembali membahas penguatan hubungan kerja sama perdagangan, termasuk di dalamnya terkait nuklir dan pembelian minyak mentah.

Dalam hal ini, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia/Kadin serta K/L terkait melaksanakan The 13th Session of Indonesia-Rusia Joint Comission on Trade, Economic, and Technical Cooperation di gedung AA Maramis, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025). 

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menyampaikan hasil pembahasan tersebut—meski belum spesifik—mencakup perdagangan, investasi, dan teknologi. 

“Kita hanya memperluas hubungan kerjasama  sama mereka, dan ini bagian dari proses yang sudah disiapkan sejak lama. Kan awalnya 2018, tapi kan kemudian berhenti karena Covid-19. Sekarang kita lanjutkan lagi,” ujarnya usai pertemuan tersebut. 

Edi menjelaskan bahwa pada dasarnya Indonesia membuka kesempatan seluas-luasnya terhadap investasi dari Rusia, termasuk di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

Meski demikian, belum ada kesepakatan yang terbentuk soal investasi di KEK dari Rusia dalam pertemuan ini. 

“Kami baru mengeksplor kesempatan untuk itu. Kita memang punya kawasan-kawasan yang khusus, itu kita tawarkan ke mereka,” lanjutnya. 

Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga menjajaki peluang impor minyak mentah dari Rusia. Lagi-lagi, belum ada kesepakatan terkait hal tersebut. 

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menuturkan bahwa pertemuan tersebut turut fokus pada kerja sama terkait minyak dan gas (migas) dan energi baru terbarukan (EBT), utamanya nuklir. 

Dadan memandang terkait nuklir, masih jauh perjalanan Indonesia untuk menerima investasi energi tersebut. 

“Kalau nuklir kan keputusannya harus sangat komprehensif, mempertimbangkan, termasuk aspek regulasinya,” jelasnya. 

Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov mengatakan kerja sama pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan Indonesia masih dalam tahap diskusi sambil menunggu perkembangan dari pemerintah. 

Menurut Tolchenov, pihaknya masih menunggu perkembangan terbaru dari Indonesia terkait dengan pembentukan organisasi yang akan bertanggung jawab atas pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir. 

“Kami menunggu perkembangan tersebut. Setelahnya, kami siap untuk memulai negosiasi resmi dengan Indonesia,” ungkapnya saat bertemu awak media, Kamis (13/3/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper