Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh menginstruksikan tim negosiator perdagangan negaranya untuk mempersiapkan diri secara menyeluruh menghadapi negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, sambil memastikan tidak ada dampak merugikan terhadap pasar lain.
Langkah ini mencerminkan ambisi Vietnam untuk segera menghindari potensi penerapan salah satu tarif terbesar oleh AS tersebut.
Melansir Bloomberg, Selasa (22/4/2025), dalam rapat di Hanoi pada Selasa, Chinh menegaskan bahwa proses negosiasi harus tetap sejalan dengan komitmen internasional Vietnam serta menghindari konsekuensi negatif terhadap mitra dagang lainnya.
Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa hari setelah Chinh memuji hubungan AS dan Vietnam sebagai “ikatan istimewa” tak lama setelah ia menjamu Presiden China Xi Jinping dan menandatangani 45 perjanjian penguatan kerja sama ekonomi.
Meskipun Xi sempat menyerukan penolakan terhadap “intimidasi sepihak” dalam sindiran terselubung ke arah AS, para pemimpin Vietnam memilih menanggapi dengan nada diplomatis hati-hati—cerminan manuver seimbang antara dua kekuatan global.
Vietnam menjadi salah satu negara pertama yang menyambut tawaran Donald Trump untuk duduk bersama membahas tarif. Kedua negara mengumumkan dimulainya negosiasi hanya beberapa jam setelah Trump mengumumkan penundaan 90 hari terhadap kenaikan tarif, yang sementara diturunkan menjadi 10% dari rencana awal 46%.
Sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan, Vietnam telah berjanji meningkatkan pembelian produk-produk AS dan memperketat pengawasan terhadap manipulasi asal barang. Ini menjadi isu krusial yang disoroti pemerintahan Trump terkait dugaan aliran barang China yang dialihkan ke pasar AS melalui Vietnam.
Dalam langkah terbarunya, Kementerian Perdagangan mencabut wewenang seluruh lembaga selain otoritas pemerintah dalam penerbitan sertifikat asal barang, sebagaimana dilaporkan situs berita Tien Phong.
“Produk Vietnam tidak berkompetisi langsung dengan barang buatan AS, dan bahwa hubungan dagang bilateral sejauh ini menguntungkan konsumen Amerika sembari menopang pertumbuhan ekspor Vietnam,” tegasnya.
PM Chinh juga mengatakan siap melakukan dialog berdasarkan usulan dari pihak AS.
Sebagai bagian dari lobi dagang yang intensif, Kamar Dagang dan Industri Vietnam telah melayangkan surat ke Departemen Perdagangan AS, Kamar Dagang AS, Dewan Bisnis AS-Asean, dan sejumlah lembaga lainnya guna mencari dukungan untuk menunda pemberlakuan tarif baru terhadap produk Vietnam.