Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Bessent Beberkan Peluang Meredanya Perang Dagang AS vs China

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan peredaan ketegangan perang dagang AS-China akan terjadi dalam waktu dekat.
Founder dan CEO Key Square Group LP Scott Bessent, yang kini menjadi Menteri Keuangan AS, dalam wawancara di Washington DC pada Jumat (7/6/2024)/ Bloomberg-Stefani Reynolds
Founder dan CEO Key Square Group LP Scott Bessent, yang kini menjadi Menteri Keuangan AS, dalam wawancara di Washington DC pada Jumat (7/6/2024)/ Bloomberg-Stefani Reynolds

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent mengatakan kebuntuan tarif dengan China tidak dapat dipertahankan oleh kedua belah pihak dan bahwa dua ekonomi terbesar di dunia harus menemukan cara untuk meredakan ketegangan.

Melansir Bloomberg pada Rabu (23/4/2025), dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh JPMorgan Chase & Co. di Washington, yang tidak terbuka untuk umum atau media, Bessent menyebut peredaan ketegangan itu akan terjadi dalam waktu dekat. 

Bessent menggambarkan situasi saat ini pada dasarnya sebagai embargo perdagangan, menurut orang-orang yang menghadiri sesi tersebut.

Dia juga menambahkan bahwa bukan tujuan AS untuk melepaskan diri dari China. Status quo saat ini, yaitu tarif 145% untuk barang-barang China oleh AS dan tarif 125% untuk produk-produk AS oleh China, tidak dapat dipertahankan.

Dia menyatakan optimisme bahwa ketegangan dapat mereda dalam beberapa bulan mendatang, yang akan membawa kelegaan bagi pasar, tetapi memperingatkan bahwa kesepakatan yang lebih besar dapat memakan waktu lebih lama.

Bessent juga menyampaikan kesepakatan komprehensif antara kedua negara dapat terjadi dalam dua hingga tiga tahun. Dia juga menegaskan kembali pendapatnya bahwa China telah menghambat ekonomi konsumennya dan lebih mengutamakan manufaktur dengan mengorbankan AS.

Bessent mengatakan kesepakatan apa pun akan memerlukan penyeimbangan kembali perdagangan yang memungkinkan AS untuk meningkatkan manufaktur. Adapun, dia juga mengatakan, negosiasi dengan China mengenai kesepakatan semacam itu belum dimulai.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper