Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak global menguat pada Rabu (23/4/2025) karena investor mempertimbangkan sanksi baru terhadap Iran, penurunan stok minyak mentah AS, dan melunaknya sikap Presiden Donald Trump terhadap Federal Reserve.
Harga minyak mendapat dukungan setelah Trump pada hari Selasa menarik kembali ancaman untuk memecat Ketua Fed Jerome Powell, setelah berhari-hari kritik terhadapnya karena tidak memangkas suku bunga. Trump juga mengisyaratkan kemungkinan tarif yang lebih rendah terhadap China.
Melansir Reuters pada Rabu (23/4/2025), harga minyak mentah jenis Brent naik 61 sen, atau 0,9%, menjadi US$68,05 per barel, sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate AS naik 0,94% atau 60 sen ke level US$64,27 per barel.
AS mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan raja gas minyak cair dan pengiriman minyak mentah Iran, Seyed Asadoollah Emamjomeh dan jaringan perusahaannya pada Selasa.
Jaringan Emamjomeh bertanggung jawab untuk mengirimkan LPG dan minyak mentah Iran senilai ratusan juta dolar ke pasar luar negeri, kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun sekitar 4,6 juta barel minggu lalu, sumber pasar mengatakan pada hari Selasa mengutip data American Petroleum Institute.
Baca Juga
Data pemerintah AS tentang persediaan minyak akan dirilis pada pukul 10:30 waktu bagian timur AS pada Rabu. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata, penurunan 800.000 barel dalam persediaan minyak mentah AS untuk minggu lalu.
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan sangat baik dalam negosiasi dengan Beijing dan bahwa tarif impor dari negara itu akan turun secara signifikan setelah kesepakatan, tetapi tidak sampai nol.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan dirinya yakin akan ada penurunan ketegangan perdagangan AS-China, tetapi negosiasi dengan Beijing belum dimulai dan akan menjadi "proses yang sulit," menurut seseorang yang mendengar presentasinya yang tertutup kepada para investor di sebuah konferensi JP Morgan.
Tarif perdagangan telah membebani harga minyak mentah berjangka karena para investor semakin khawatir tentang perlambatan ekonomi global.