Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Melunak ke The Fed, Harga Minyak Global Memanas

Harga minyak mendapat dukungan setelah Trump pada hari Selasa menarik kembali ancaman untuk memecat Ketua Fed Jerome Powell.
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak global menguat pada Rabu (23/4/2025) karena investor mempertimbangkan sanksi baru terhadap Iran, penurunan stok minyak mentah AS, dan melunaknya sikap Presiden Donald Trump terhadap Federal Reserve. 

Harga minyak mendapat dukungan setelah Trump pada hari Selasa menarik kembali ancaman untuk memecat Ketua Fed Jerome Powell, setelah berhari-hari kritik terhadapnya karena tidak memangkas suku bunga. Trump juga mengisyaratkan kemungkinan tarif yang lebih rendah terhadap China.

Melansir Reuters pada Rabu (23/4/2025), harga minyak mentah jenis Brent naik 61 sen, atau 0,9%, menjadi US$68,05 per barel, sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate AS naik 0,94% atau 60 sen ke level US$64,27 per barel. 

AS mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan raja gas minyak cair dan pengiriman minyak mentah Iran, Seyed Asadoollah Emamjomeh dan jaringan perusahaannya pada Selasa.

Jaringan Emamjomeh bertanggung jawab untuk mengirimkan LPG dan minyak mentah Iran senilai ratusan juta dolar ke pasar luar negeri, kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun sekitar 4,6 juta barel minggu lalu, sumber pasar mengatakan pada hari Selasa mengutip data American Petroleum Institute.

Data pemerintah AS tentang persediaan minyak akan dirilis pada pukul 10:30 waktu bagian timur AS pada Rabu. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata, penurunan 800.000 barel dalam persediaan minyak mentah AS untuk minggu lalu.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan sangat baik dalam negosiasi dengan Beijing dan bahwa tarif impor dari negara itu akan turun secara signifikan setelah kesepakatan, tetapi tidak sampai nol.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan dirinya yakin akan ada penurunan ketegangan perdagangan AS-China, tetapi negosiasi dengan Beijing belum dimulai dan akan menjadi "proses yang sulit," menurut seseorang yang mendengar presentasinya yang tertutup kepada para investor di sebuah konferensi JP Morgan. 

Tarif perdagangan telah membebani harga minyak mentah berjangka karena para investor semakin khawatir tentang perlambatan ekonomi global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper