Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara usai pemerintah Amerika Serikat (AS) menyoroti kewenangan eksklusif Perum Bulog dalam mengimpor sejumlah komoditas pangan ke Indonesia.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, negara memiliki tugas yang jelas, yakni melindungi rakyatnya, termasuk soal ketahanan dan kemandirian pangan. Hal tersebut bahkan telah ditegaskan oleh Presiden Prabowo Subianto di berbagai kesempatan.
“Pak Presiden Prabowo kan menyampaikan sangat strict ya, bahwa kita harus punya cadangan pangan kan, di Bulog,” kata Arief ketika ditemui di Kantor Bapanas, Selasa (29/4/2025).
Dalam laporan tahunan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers, Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR) menyoroti kewenangan Perum Bulog untuk mengimpor sejumlah komoditas, seperti jagung pakan, beras, dan kedelai untuk cadangan pangan pemerintah.
Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Presiden No.125/2022 tentang Cadangan Pangan Pemerintah.
Lembaga itu juga menyoroti wewenang Perum Bulog dan badan usaha milik negara lainnya yang dapat melakukan intervensi ketika harga berada di atas atau di bawah target ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah.
Baca Juga
Menurut Arief, Indonesia sudah berada di jalan yang tepat. Terbukti, Indonesia saat ini memiliki stok beras yang mencukupi pada saat negara-negara tetangga mengalami lonjakan harga beras imbas pasokan yang berkurang.
“Saya rasa we are on the right track,” tegas Arief.
Lebih lanjut, Arief mengungkap bahwa kementerian teknis dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Sampai dengan Mei 2025, kata Arief, produksi beras dalam negeri diperkirakan mencapai 1,68 juta ton.
Namun, kondisi ini tetap menjadi perhatian. Pasalnya, jika Indonesia tidak dapat mempertahankan lahan tanam padi 1 juta hektare, panennya akan turun di bawah kebutuhan nasional, yang rata-rata di kisaran 2,5 juta ton.
Untuk itu, Arief menekankan pentingnya sebuah negara memiliki cadangan pangan pemerintah.
“Kita kan negara berdaulat. Negara berdaulat itu, seperti yang kita lakukan hari ini. Maunya terus kita impor semua, terus petani kita mati, atau gimana? Kan enggak begitu. Presiden kita ingin petani, peternak, semuanya sejahtera, produksi bisa di dalam negeri,” tutur Arief.