Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Investasi Awal 2025 Melambat, Begini Analisis Kadin

Kadin Indonesia menilai pelambatan pertumbuhan investasi langsung pada kuartal I/2025 disebabkan oleh sejumlah faktor.
Proses perakitan mobil di Daihatsu di Pabrik Karawang/Dok. Astra Daihatsu Motor.
Proses perakitan mobil di Daihatsu di Pabrik Karawang/Dok. Astra Daihatsu Motor.

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pelambatan pertumbuhan investasi langsung pada kuartal I/2025 kemungkinan disebabkan oleh efek base year, ketidakpastian global, transisi pemerintahan, hingga tantangan birokrasi. 

Merujuk pada data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, realisasi investasi pada kuartal I/2025 tumbuh 15,9% year-on-year (yoy) menjadi Rp465,2 triliun. Secara nilai investasi mengalami kenaikan, tetapi secara pertumbuhan persentase turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 22,1% yoy senilai Rp401,5 triliun. 

Wakil Ketua Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, perlambatan pertumbuhan investasi awal tahun ini merupakan efek pembanding yang tinggi pada kuartal I/2024.  

"Sehingga persentase pertumbuhan kuartal I/2025 tampak melambat meskipun nilainya bertambah signifikan," ujar Saleh kepada Bisnis, Selasa (29/4/2025). 

Namun, menurutnya, perlambatan pertumbuhan investasi awal tahun ini juga berpotensi dipicu konflik geopolitik, tekanan inflasi global, dan ketidakpastian ekonomi global pasca-pandemi. 

Terlebih, Saleh melihat terdapat dampak lanjutan dari suku bunga tinggi di negara maju, utamanya Amerika Serikat, yang dinilai dapat mengurangi minat investor untuk ekspansi besar-besaran dalam jangka pendek.

Tak hanya itu, eks Menteri Perindustrian (2014-2016) itu juga menyoroti faktor transisi pemerintahan yang biasanya akan memicu timbulnya sikap wait and see dari investor, apalagi pada proyek jangka panjang. 

"Meskipun ada kemajuan dalam reformasi struktural dan kemudahan berusaha, masih ada tantangan dalam implementasi di lapangan, seperti perizinan, kepastian hukum, dan regulasi sektoral, gangguan keamanan," terangnya. 

Lebih lanjut, Saleh menerangkan bahwa pelambatan laju pertumbuhan investasi dapat menahan laju ekspansi produk domestik bruto (PDB) secara keseluruhan. Terlebih, realisasi investasi adalah salah satu komponen utama dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB).

Dalam hal ini, PMTB menyumbang signifikan terhadap PDB, di mana sumbangsihnya mencapai 29,15% pada tahun 2024. 

"Namun, karena nilai investasinya tetap tumbuh secara absolut, implikasinya mungkin lebih bersifat moderasi [pelambatan], bukan kontraksi," tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper