Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Ungkap Penyebab Nilai Tukar Petani Turun April 2025

BPS melaporkan nilai tukar petani atau NTP mencapai 121,06 pada April 2025. Nilai tersebut turun 2,15% dibanding Maret 2025.
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai tukar petani atau NTP mencapai 121,06 pada April 2025. Nilai tersebut turun 2,15% (month-to-month/MtM) dibanding Maret 2025.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan, penurunan NTP pada April 2025 terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani (It) turun 1,35%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,82%.

“Komoditas yang dominan memengaruhi indeks harga yang diterima petani nasional adalah kelapa sawit, gabah, karet, dan cabai rawit,” kata Pudji dalam konferensi pers, Jumat (2/5/2025).

Menurut subsektornya, Pudji menuturkan bahwa tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP terdalam. BPS mencatat, subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 4,07% lantaran It turun 3,13% sementara Ib naik 0,98%.

Adapun, komoditas yang dominan memengaruhi penurunan It adalah kelapa sawit, karet, kakao atau coklat biji, dan kopi.

Subsektor dengan peningkatan NTP terbesar yakni hortikultura. Pudji mengungkap, NTP subsektor hortikultura meningkat sebesar 2,72% lantaran kenaikan It sebesar 3,45%. Nilai tersebut lebih tinggi dari Ib 0,71%.

“Komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan It pada subsektor hortikultura ini adalah bawang merah, cabai merah, tomat, dan petai,” ujarnya. 

Sementara itu, nilai tukar nelayan atau NTN pada April 2025 tercatat sebesar 0,13%. Pudji menuturkan, hal ini lantaran kenaikan It sebesar 0,32%, lebih kecil dari kenaikan Ib yang tercatat sebesar 0,45%.

Pudji mengatakan, komoditas yang menghambat kenaikan It untuk nilai tukar nelayan adalah teri, kakap, gelamo, tenggiri, dan bawal.

Lantas, bagaimana dengan nilai tukar usaha petani (NTUP)? Pudji mengatakan bahwa NTUP pada April 2025 sebesar 125,22. Nilai ini turun 1,50% dibanding Maret 2025.

“Penurunan NTUP terjadi karena indeks yang diterima petani (It) turun 1,35% sedangkan biaya produksi dan penambahan barang modal atau (BPPBM) meningkat 0,16%,” tuturnya.

Komoditas yang memengaruhi penurunan It nasional adalah kelapa sawit, gabah, karet, dan cabai rawit. Sementara, komoditas yang memengaruhi kenaikan BPPBM adalah upah pemanenan, bakalan sapi yang berumur lebih dari 12 bulan, bibit bawang merah, dan bibit sapi yang berumur 2 sampai dengan kurang dari 12 bulan.

“Subsektor yang mengalami penurunan NTUP terdalam adalah subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 3,28% sementara subsektor yang alami peningkatan NTUP tertinggi adalah hortikultura yang naik sebesar 3,08%,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper