Bisnis.com, JAKARTA - Laporan Cushman & Wakefield Marketbeat Jakarta Retail Q1 2025 mengungkap angin segar atas tingginya minat jenama global memasuki ruang ritel di Ibu Kota. Hanya saja, dari sisi kinerja okupansi, belum ada perkembangan positif sejak tahun lalu.
Tingkat okupansi ritel Jakarta tercatat hanya 3,7 juta meter persegi (sqm) atau 77,1% saja dari total ketersediaan ruang 4,8 juta sqm pada kuartal I/2025. Capaian ini turun 2,6% secara tahunan (yoy) dan 0,8% secara kuartalan (qtq), di mana okupansi ritel pada akhir tahun lalu mencapai 3,73 juta sqm.
Secara terperinci, kawasan ritel primer (Kota, Pasar Baru, Blok M, area distrik bisnis, Sudirman—Thamrin, dan ruas KH. Mas Mansyur—Prof. Dr. Satrio) dengan suplai 1,38 juta sqm sebenarnya memiliki tingkat kekosongan yang membaik menjadi 278.600 sqm (20,1%), ketimbang sebelumnya 285.000 sqm (20,5%) per akhir tahun lalu.
Sebaliknya, penurunan lebih didorong lesunya ekspansi di kawasan sekunder. Dari total suplai 3,41 juta sqm, tingkat kekosongan ruang ritel di lokasi sekunder meningkat menjadi 822.000 sqm (24,1%) dari sebelumnya 786.700 sqm (23%) per akhir tahun lalu.
Head of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Arief Rahardjo menjelaskan bahwa penurunan terutama disebabkan masih adanya renovasi yang hampir selesai, seperti di Lippo Mall Nusantara atau sebelumnya Plaza Semanggi, juga Epicentrum Walk.
Oleh sebab itu, tren kelebihan pasokan masih akan terjadi tahun ini. Fenomena sepinya beberapa mal di Ibu Kota pun akan tetap ada, terutama karena dipicu kurangnya pembaruan konsep mal dan mismatch dengan target pasar.
Baca Juga
"Tekanan dari pasokan baru akan tetap ada, namun tren okupansi berpeluang menunjukkan pemulihan yang stabil sejak pandemi, dengan peluang pertumbuhan di lokasi dan konsep yang tepat," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, dikutip Selasa (6/5/2025).
Terlebih, tahun ini setidaknya akan ada lima proyek baru yang akan meramaikan suplai, yaitu Lippo Mall East Side di pusat sekitar 44.000 sqm, Mall Menara Jakarta di utara sekitar 27.600 sqm, Cornerstone - Antasari Place di selatan sekitar 5.000 sqm, Annajon The Sima Retail sekitar 16.000 sqm, dan Travoy Hub Fase 2 di timur sekitar 16.800 sqm.
Namun, dari sisi tenan, kepercayaan diri jenama internasional membawa angin segar bahwa ruang ritel di Jakarta masih prospektif. Contohnya, pada awal tahun ini, komitmen Oh! Some membuka toko seluas 842 sqm di Lippo Mall Nusantara tercatat menjadi yang terbesar dari sisi transaksi.
Selain itu, transaksi yang patut dicermati adalah kembalinya Hermes membuka toko terbesarnya di Plaza Indonesia, juga Bastian dan Kin Khao di Grand Indonesia. Beberapa transaksi besar lain, yaitu Loewe di Pacific Place, Pop Mart di Kota Kasablanka, Rud Runner di Mall Kelapa Gading, juga Jimmy Choo dan Dickies di Plaza Senayan.
Tren ini melanjutkan gairah sektor barang mewah dan gaya hidup sehat yang ramai berekspansi mengambil ruang ritel skala besar sejak akhir tahun lalu. Misalnya, seperti Nike Biggest Store di Pacific Place, Anytime Fitness di One District Puri, Reload Gym di Plaza Senayan Acardia, hingga MST Golf di AGORA Mall.
Berdasarkan catatan Cushman & Wakefield akhir tahun lalu, dua jenama terakhir itu masuk sebagai tiga transaksi dengan ruang sewa terbesar sepanjang kuartal IV/2024, tepatnya 678 sqm dari Reload Gym dan 1.776 sqm dari MST Golf. Adapun, transaksi ruang sewa terbesar dipegang oleh Timezone di Pacific Place dengan 1.854 sqm.
"Sektor lifestyle seperti fesyen dan gym, serta konsep curated retail seperti Miniso atau Oh! Some pun terus berekspansi. Masuknya brand internasional menunjukkan keyakinan terhadap potensi pasar domestik," tutupnya.