Bisnis,com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) kembali melakukan pengkajian ulang terhadap rencana pembangunan bakal jalan tol terpanjang di Indonesia yakni Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (Getaci).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra menjelaskan bahwa salah satu yang menghambat proses lelang Tol Getaci yakni biaya investasi yang dinilai masih terlalu tinggi.
Hal itulah yang menyebabkan meski telah berkali-kali dilakukan lelang proyek tersebut masih belum kunjung mendapat investor.
“Karena memang biaya [pembangunan] dari Bandung [Gedebage] hingga Garut itu terlalu mahal jadi harus dikaji ulang lagi,” jelasnya saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Rabu (7/5/2025).
Padahal, pemerintah telah berkali-kali memangkas trase proyek. Dari semula Bandung – Cilacap (206,65 kilometer) kemudian dipangkas menjadi Bandung – Ciamis (108,3 kilometer), dan pada lelang terakhirnya panjang Tol Getaci tahap pertama diprioritaskan untuk dibangun dari Bandung – Tasikmalaya (95,52 kilometer).
Meski demikian, upaya tersebut ternyata masih belum menarik minat badan usaha untuk turun gunung mengeksekusi proyek yang telah dicanangkan sejak tahun 2022 tersebut.
Baca Juga
“Enggak, awalnya kan sampai Cilacap, sekarang kita canangkan cukup sampai Tasikmalaya,” tegasnya.
Sebelumnya, Kementerian PU memang tengah menggodok kolaborasi bersama dengan Badan Bank Tanah dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk mendukung rencana pembangunan Tol Getaci.
Untuk meningkatkan minat investor, nantinya pembangunan jalan tol juga akan dibarengi dengan pengembangan kawasan di sekitar wilayah Tol Getaci yang bakal digarap oleh pemerintah.
“Kami ingin mengkombinasikan pembangunan jalan tol dengan pengembangan lahan, jadi aset tetap milik negara,” kata Rachman.
Lewat skema itu, pemerintah akan bertindak sebagai pengembang atau developer yang bakal membangun kawasan di sekitar jalan tol, sedangkan operasional tolnya akan ditanggung oleh para investor.
Rachman Arief menjelaskan, keuntungan yang didapatkan dari pengembangan kawasan ini di antaranya dapat diinvestasikan kembali sebagai dukungan pemerintah untuk pembangunan jalan tol, sehingga bisa mengurangi tarif maupun lamanya konsesi.