Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Sepakat Turunkan Tarif Impor, Ini Komentar Pejabat The Fed

Pejabat the Fed menilai tarif Trump masih berdampak terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi, meskipun ada penurunan pungutan terhadap China.
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menilai kesepakatan penurunan tarif sementara dengan China masih akan memberikan dampak terhadap perekonoian.

Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler mengatakan kebijakan tarif pemerintahan Trump kemungkinan akan meningkatkan inflasi dan membebani pertumbuhan ekonomi, bahkan dengan pengurangan pungutan terhadap China yang baru-baru ini diumumkan.

"Kebijakan perdagangan terus berkembang dan kemungkinan akan terus berubah, bahkan baru-baru ini seperti pagi ini," kata Kugler dalam sambutannya pada sebuah acara di Dublin dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/5/2025). 

Namun, dia menyebut kebijakan tersebut tampaknya akan menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan bahkan jika tarif tetap mendekati tingkat yang diumumkan saat ini.

"Jika tarif tetap jauh lebih tinggi dibandingkan dengan awal tahun, hal yang sama kemungkinan akan terjadi pada dampak ekonomi, yang akan mencakup inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat," tambahnya.

Secara terpisah, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, dalam wawancara dengan New York Times, mengatakan bahwa lingkungan tarif saat ini masih menimbulkan risiko yang lebih tinggi dari harga yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat. 

Dia mengatakan, sifat sementara dari kesepakatan tarif AS-China dan lingkungan tarif yang lebih tinggi secara keseluruhan akan tetap membebani ekonomi.

Para pejabat penyusun kebijakan The Fed mempertahankan suku bunga acuan pekan lalu untuk pertemuan ketiga berturut-turut. Kugler mengatakan bahwa dia mendukung keputusan itu mengingat risiko kenaikan inflasi dan karena dia memandang sikap kebijakan Fed agak membatasi ekonomi AS.

“Dengan inflasi dan lapangan kerja yang berpotensi bergerak berlawanan arah di kemudian hari, saya akan memantau perkembangan dengan saksama sembari mempertimbangkan arah kebijakan di masa mendatang,” katanya.

Dalam sesi tanya jawab setelah sambutannya, Kugler mengatakan perjanjian sementara AS-China menunjukkan suatu perbaikan, tetapi tarif antara kedua negara masih cukup tinggi.

Dia masih memperkirakan kenaikan harga dan perlambatan ekonomi, tetapi tidak pada tingkat yang sama seperti sebelumnya.

“Pandangan dasar saya, dalam beberapa hal, mungkin telah berubah dalam hal sejauh mana kita perlu menggunakan alat-alat kita, besarnya, tetapi tidak dalam arahnya,” kata Kugler.

AS dan China mengatakan mereka akan menurunkan tarif sementara pada produk masing-masing untuk memungkinkan kedua negara bekerja menuju perjanjian perdagangan yang lebih besar.

AS akan mengurangi tarif pada China menjadi 30% dari gabungan 145%, sementara China menurunkan bea masuknya pada produk AS menjadi 10% dari 125%.

Guncangan Pasokan

Kugler memperkirakan tarif akan menyebabkan guncangan pasokan negatif, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan konsumen melemah seiring kenaikan harga.

Dia mengatakan mungkin juga ada dampak signifikan pada produktivitas, karena bisnis dapat mengurangi investasi dan mengambil langkah lain yang kurang efisien untuk mengatasi situasi tersebut. Permintaan yang lebih rendah di seluruh perekonomian juga dapat mempersulit pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan.

"Permintaan agregat yang lebih rendah ini kemudian dapat memberikan tekanan ke bawah pada inflasi, meskipun mungkin tidak cukup untuk mengimbangi dampak dari guncangan pasokan yang merugikan," kata Kugler.

Kugler menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di AS sebagai "sebagian besar stabil," dan mengatakan kemajuan dalam menurunkan inflasi telah melambat sejak musim panas lalu.

Menunjuk pada data survei, seperti Beige Book milik The Fed dan metrik lainnya, ia mengatakan tarif telah menghasilkan dampak pada perilaku konsumen dan bisnis, sentimen, dan ekspektasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper