Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Buah Luhut di DEN Ungkap Penyebab Deindustrialisasi Dini di Indonesia

Anggota Dewan Ekonomi Nasional Chatib Basri menilai banyaknya kendala birokrasi menjadi alasan terjadi deindustrialisasi dini di Indonesia.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri resmi dilantik menjadi Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana, Selasa (5/11/2024). Dok Youtube Setpres RI
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri resmi dilantik menjadi Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana, Selasa (5/11/2024). Dok Youtube Setpres RI

Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri menilai banyaknya kendala birokrasi menjadi alasan terjadinya deindustrialisasi dini di Indonesia.

DEN sendiri adalah lembaga yang memberikan nasihat kepada presiden dalam bidang ekonomi. Ketua DEN saat ini adalah Luhut Binsar Pandjaitan yang sebelumnya adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.  

Chatib menjelaskan kendala birokrasi atau bureaucratic hurdles kerap menyebabkan biaya produksi semakin meningkat. Alasannya, jika semakin banyak persyaratan administrasi, maka peluang pungutan liar semakin besar.

Masalahnya, sambung Chatib, sektor manufaktur tidak bisa menentukan harga melainkan sebagai pengambil harga (price taker) produknya karena berada di pasar persaingan sempurna (perfect competition market).

"Jadi kalau ada high cost economy (ekonomi biaya tinggi) gara-gara bureaucratic hurdles, Anda tidak bisa pass on (membebankan) biayanya kepada konsumen karena pasarnya perfect competition," jelas Chatib dalam Kuliah Umum yang disiarkan kanal YouTube FEB UI, Rabu (14/5/2025).

Dia menyebut jika pelaku usaha sektor manufaktur menaikkan harga kepada konsumen, maka akan kalah bersaing dengan pelaku usaha lain. Mantan Menteri Keuangan itu pun menjelaskan bahwa pasar persaingan sempurna yang ada di sektor manufaktur tidak terjadi di sektor pertambangan seperti batu bara dan nikel.

Alasannya, pelaku usaha batu bara dan nikel tidak mempunyai banyak pesaing sehingga bisa melakukan monopoli. Akibatnya, jika ada pungutan lebih, maka pelaku usaha batu bara atau nikel dapat membebankan biaya tambahan itu ke konsumen.

Pada akhirnya, sektor pertambangan tetap bisa meraih keuntungan besar. Sebaliknya, sektor manufaktur harus menekan margin keuntungan agar tetap bersaing.

"Ini yang kemudian menjelaskan shifting (pergeseran) dari manufacturing (manufaktur) kepada natural resources (sumber daya alam)," ujar Chatib.

Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya pemerintah melakukan deregulasi ekonomi. Jika deregulasi ekonomi bisa memangkas proses birokrasi bagi pelaku usaha, maka pungutan liar dapat dihilangkan.

"Maka sektor manufacturing bisa kompetitif," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper