Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki kekhawatiran terhadap kualitas data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Hal ini disampaikan menanggapi pertanyaan wartawan soal adanya penundaan laporan statistik oleh lembaga tersebut di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Menjawab spekulasi mengenai alasan di balik keterlambatan tersebut, Airlangga menekankan bahwa BPS adalah lembaga independen yang memiliki otoritas penuh dalam menentukan waktu rilis data statistik nasional.
“Kalau BPS selalu independen dengan melaporkan statistiknya,” ujarnya kepada wartawan.
Saat ditanya lebih lanjut apakah penundaan tersebut disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kualitas data, Airlangga menepis dugaan tersebut dengan lugas. “Tidak ada kita kekhawatiran,” tegas Airlangga.
Sekadar informasi, BPS tidak mengumumkan data bulanan ekspor impor dan neraca perdagangan untuk periode April 2025, bersamaan dalam periode negosiasi RI dan AS, yang sedianya dilakukan hari ini, Kamis (15/5/2025) pukul 11.00 WIB.
Baca Juga
“Dalam rangka meningkatkan kualitas data, Badan Pusat Statistik [BPS] akan merilis angka tetap perkembangan Ekspor Impor di setiap awal bulan,” ujar Biro Humas dan Hukum BPS dalam keterangan resmi, Kamis (15/5/2025).
Sejatinya jadwal rilis ekspor impor pada pertengahan bulan atau tanggal 15 setiap bulannya. Jadwal tersebut pun telah tercantum dalam Rencana Terbit di laman resmi BPS yang dapat diakses melalui https://www.bps.go.id/id/arc.
Di luar kebiasaan, pada H-1 bahkan hingga pagi ini BPS tidak kunjung mengirimkan undangan penyampaian rilis.
Biro Humas dan Hukum BPS pada pukul 08.25 WIB akhirnya menyampaikan bahwa terjadi perubahan jadwal rilis perkembangan ekspor dan impor.
Humas menyampaikan bahwa perubahan ini sebagai bentuk komitmen BPS untuk menghadirkan data yang berkualitas dengan tidak lagi merilis Angka Sementara perkembangan ekspor impor yang biasanya dikeluarkan setiap tengah bulan.
“Dengan demikian, pengguna data langsung memperoleh angka tetap kinerja ekspor dan impor untuk dimanfaatkan lebih lanjut,” tutupnya.