Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhiri Tren Defisit, APBN Surplus Rp4,3 Triliun per April 2025

Selama tiga bulan pertama 2025, APBN selalu mengalami defisit. Per Maret 2025, APBN mengalami defisit Rp104,2 triliun atau setara dengan 0,43% PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). /  Bisnis-Himawan L Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi APBN per April 2025 mencatat surplus sebesar Rp4,3 triliun atau setara 0,02% PDB.

Sri Mulyani merincikan bahwa pendapatan negara mencapai Rp810,5 triliun selama Januari—April 2025. Menurutnya, realisasi penerimaan terus menunjukkan tren penguatan.

Sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp806,2 triliun selama Januari—April 3025. Sri Mulyani mengaku realisasi belanja tersebut berfungsi untuk pelaksanaan program prioritas hingga menjaga stabilitas ekonomi.

"Di tengah gejolak perekonomian global yang sangat menantang, APBN 2025 terus dijaga tetap responsif dan efektif untuk menstabilkan ekonomi sekaligus melindungi dunia usaha dan daya beli masyarakat," kata Sri Mulyani ketika memaparkan KEM-PPKF 2026 dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).

Sebagai informasi, tiga bulan pertama 2025, APBN selalu mengalami defisit. Terakhir per Maret 2025, APBN mengalami defisit Rp104,2 triliun atau setara dengan 0,43% PDB.

Lebih lanjut, bendahara negara itu mengaku bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 4,87% pada kuartal I/2025 di tengah guncangan global 

Kendati demikian, dia menyatakan pemerintah sudah menargetkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Untuk mencapai itu, Sri Mulyani menjelaskan pemerintah akan melakukan reformasi struktural.

"Yang mencakup kelanjutan program hilirisasi guna meningkatkan kinerja ekspor dan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi bagi perekonomian nasional," ujarnya.

Selain itu, sambungnya, perbaikan iklim investasi dan penyediaan infrastruktur melalui peningkatan partisipasi swasta menjadi faktor penting untuk mendukung pertumbuhan.

Sri Mulyani juga menyatakan pemerintah akan terus memperkuat pelaku UMKM dan koperasi untuk memperluas basis ekonomi domestik.

Di sisi lain, dia mengungkapkan APBN akan tetap digunakan untuk menjaga inflasi tetap rendah. Sejalan, akan diusahakan peningkatan Nilai Tukar Petani dan Nelayan guna menjaga daya beli masyarakat dan memastikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper