Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan belakangan muncul indikasi penurunan tensi ekonomi global.
Sri Mulyani menjelaskan terjadi deeskalasi perang dagang, usai Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan dagang dengan Inggris. Terbaru, AS dan China sepakat menurunkan tarif dagang selama hari.
AS menurunkan tarif barang impor asal China dari 145% ke 30%. Sementara itu, China menurunkan tarif barang impor asal AS dari 125% menjadi 10%.
Meski tensi perekonomian global membaik, namun Sri menekankan bahwa perundingan dagang belum antara AS dengan China maupun AS dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.
"Jadi dunia masih akan melihat dampaknya. Kita juga lihat Amerika Serikat masih melanjutkan proses negosiasi dan memiliki pemihakan target untuk industri-industri tertentu di bawah Presiden Trump," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (23/5/2025).
Bendahara negara itu mencontohkan, Presiden AS Donald Trump masih mengeluarkan executive order di tengah proses negosiasi yang meliputi sejumlah target industri seperti farmasi, semikonduktor, critical mineral, crane dan kapal, seafood, truk, serta pesawat.
Baca Juga
Oleh sebab itu, sambungnya, Trump masih akan mengedepankan kepentingan industri-industri tersebut agar investasi masuk dan kembali membangun kembali manufaktur di AS.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan pemerintah juga akan terus memantau perkembangan pasar keuangan AS. Bagaimana, sambungnya, mata uang dolar AS dipakai hampir di seluruh dunia sehingga mempengaruhi ekonomi global termasuk ekonomi dalam negeri.
"Reaksi market [pasar] kita ikuti," katanya.