Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyebut telah menyurati Presiden AS Donald Trump untuk meminta adanya pertemuan antara Asean dan Amerika Serikat.
"Saya juga telah mengambil kebebasan untuk menulis surat kepada Presiden Trump guna meminta pengertiannya untuk menyelenggarakan pertemuan AS-Asean, yang berarti kita menjunjung tinggi semangat sentralitas," kata Anwar dalam sambutan pembukanya dalam KTT Asean dikutip dari The Star, Senin (26/5/2025).
Pada Minggu (25/5/2025) kemarin, Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan mengatakan bahwa Malaysia, sebagai Ketua Aean 2025, masih menunggu konfirmasi dari AS mengenai tanggal yang diusulkan untuk KTT Khusus Asean-AS.
Sebelumnya, pada 5 April lalu, Hasan mengatakan bahwa dia menerima panggilan telepon dari Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio untuk membahas, antara lain, hubungan bilateral Malaysia-AS di bawah Kerangka Kerja Sama Komprehensif.
Para menteri ekonomi ASEAN sebelumnya mengatakan bahwa blok yang beranggotakan 10 negara itu tidak akan memberlakukan tindakan balasan apa pun karena kelompok tersebut ingin terlibat dalam dialog yang "terus terang dan konstruktif" dengan AS untuk mengatasi masalah terkait perdagangan.
Adapun, Ibrahim menuturkan, transisi dalam tatanan geopolitik sedang berlangsung dan sistem perdagangan global berada di bawah tekanan lebih lanjut. Hal tersebut seiring dengan penerapan tarif unilateral AS baru-baru ini.
Baca Juga
"Proteksionisme bangkit kembali saat kita menyaksikan multilateralisme kehancuran berantakan. Kendati demikian, kami berterima kasih atas semangat sentralitas dan persaudaraan di antara Negara Anggota Asean yang mampu bersatu padu membentuk front bersama dalam menghadapi tantangan-tantangan ini," jelasnya dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Malaysia, Senin (26/5/2025).
Dia menuturkan, Asean telah merespons kebijakan tarif AS dengan cepat, yakni dengan membentuk Gugus Tugas Geoekonomi ASEAN. Ibrahim mengatakan, hal itu dilakukan bukan hanya untuk koordinasi, tetapi juga untuk menunjukkan resolusi dan kepercayaan.
Ibrahim menuturkan, bagi Asean, perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran sering kali bergantung pada tatanan internasional yang terbuka, inklusif, dan berdasarkan aturan, yang berlandaskan pada arus perdagangan, modal, dan manusia yang bebas. Fondasi-fondasi tersebut kini tengah dibongkar di bawah tekanan tindakan sewenang-wenang.