Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Ekonomi usai BI Rate Turun Terasa 1,5 Tahun ke Depan, Ini Penjelasan Bank Indonesia

Penurunan BI Rate baru akan tertransmisi ke kredit baru dalam 6 bulan, lalu efeknya bagi pertumbuhan ekonomi baru akan terlihat sekitar 1,5 tahun ke depan.
Gubenur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (29/11/2024). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Gubenur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (29/11/2024). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Suku bunga acuan atau BI Rate, yang menjadi salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, diyakini efeknya baru akan terasa dalam 1,5 tahun ke depan.

Di saat ekonom melihat transmisi penurunan BI Rate ke kredit baru akan terasa dalam 6 bulan, namun Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) Bank Indonesia Solikin M. Juhro melihat efeknya bakal terjadi dalam kurun satu tahun.

Artinya, perlu satu tahun untuk suku bunga kredit dapat turun dan menarik selera masyarakat maupun pengusaha untuk melakukan peningkatan konsumsi atau ekspansi bisnis. Lantas enam bulan setelahnya akselerasi tersebut baru tercermin dalam produk domestik bruto (PDB).

“Transmisi suku bunga acuan ke suku bunga kredit sekitar satu tahun, ke ekonomi sekitar satu setengah tahun,” ujarnya dalam Taklimat Media: Kebijakan Makroprudensial Akomodatif untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Gedung Thamrin BI, Senin (26/5/2025).

Solikin melihat memang membutuhkan waktu lama untuk melihat efek penurunan BI Rate dari sisi makroekonomi.

Meski demikian, transisi BI Rate ke suku bunga pasar uang lebih pendek dan biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan usai pemangkasan suku bunga acuan. Sementara transmisi ke suku bunga dana baru akan terjadi dalam enam bulan.

“Kurang lebih begitu, tergantung [transmisinya ke mana], tetapi pastinya BI Rate ke suku bunga pasar uang itu bisa seketika, tetapi kalau ke dana, lain lagi,” lanjut Solikin.

Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) memangkas BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,5% pada pekan lalu sebagai upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pasalnya meski inflasi cukup rendah, namun realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2025 yang sebesar 4,87% secara tahunan (year on year/YoY) lebih rendah dari kuartal IV/2024 yang sebesar 5,02%.

Sementara pada tahun ini, pemerintah masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB di level 5,2%, sekalipun berbagai lembaga merevisi ke bawah estimasinya untuk periode 2025.

Meski BI Rate sudah turun dengan orientasi pro-growth atau mendukung pertumbuhan, BI justru memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun—sejalan dengan estimasi BI bahwa transmisi baru terasa 1,5 tahun.

Di mana bank sentral memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari rentang 4,7%—5,5% menjadi 4,6%—5,4% pada akhir 2025 mendatang, meskipun ketidakpastian global akibat tarif resiprokal mulai mereda.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper