Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berkomitmen terus menggenjot kinerja ekspor produk pertanian ke Amerika Serikat (AS) guna memastikan neraca dagang tetap surplus pada tahun ini.
Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian Kadin Indonesia, Devi Erna Rachmawati menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Kamar Dagang AS untuk meningkatkan kerja sama perdagangan pada sektor pertanian tersebut.
“Jadi bagaimana perdagangan kita bisa terbuka khususnya untuk ekspor bidang-bidang pertanian ke US. Dan ini sudah ada beberapa kerja sama Kadin Indonesia dengan Kadin Amerika Serikat untuk peningkatan trade and investment di bidang pertanian,” kata Devi saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Selasa (27/5/2025).
Pada saat yang sama, Devi menjelaskan bahwa salah satu komoditas yang bakal digenjot ekspornya ke AS yakni pupuk organik. Hal itu dilakukan seiring dengan meningkatnya permintaan pupuk organik di seluruh belahan dunia.
“Jadi kebutuhan pupuk organik di dunia sekarang ini juga meningkat. Karena pupuk kimia juga kan bahan bakunya banyaknya kan dari usia. Sedangkan, sekarang ini kan usia juga terhambat di segi logistik ya. Jadi kebutuhan pupuk organik dunia itu meningkat saat ini,” tegasnya.
Untuk mendukung upaya ekspor pupuk organik tersebut, Kadin mengaku terus melakukan proses pembaruan teknologi yang dapat menggenjot proses produksi pupuk.
Baca Juga
Devi menyebut, proses ekspor pupuk organik ke AS ini menjadi salah satu langkah awal yang bakal membawa Indonesia menjadi salah satu pemasok pupuk organik di dunia. Terlebih, Indonesia diklaim memiliki bahan baku pupuk organik yang melimpah.
“Indonesia bisa jadi salah satu eksportir terbesar nantinya. Harapannya ya ke depan untuk pupuk organik, karena kita punya bahan baku kayak rumput laut itu bisa dipakai untuk pupuk organik juga,” pungkasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Indonesia juga telah melakukan penjajakan kerja sama ekspor pupuk organik dengan Afrika.
Adapun, ekspor produk pupuk organik akan dilakukan oleh PT Solusi Tani Makmur sebagai distributor ke Mozambik. Produksi pupuk minim bahan kimia itu dilakukan oleh PT Bandung Inovasi Organik (BIO).
Potensi kerja sama di sektor pangan dengan Afrika, salah satunya melalui bisnis pupuk itu pertama kali didorong melalui ajang Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 pada 1-3 September 2024 di Bali.
Direktur Afrika, Direktorat Jenderal Asia-Pasifik Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Dewi Justicia Meidiwaty mengatakan sejumlah perusahaan di negara-negara Afrika sudah mulai menjalin kolaborasi dengan beberapa perusahaan Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan pupuk.
"Afrika sebagai potential market untuk non-tradisional kerja sama pupuk terkait dengan food security juga akan menjadi topik yang akan dibahas," kata Meidi kepada wartawan.