Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan Amerika Serikat tidak akan pernah mengalami gagal bayar di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan pagu utang federal.
"Itu tidak akan pernah terjadi. Kami berada di jalur peringatan dan kami tidak akan pernah menabrak tembok," kata Bessent dalam sebuah wawancara dengan CBS's Face the Nation dikutip dari Bloomberg, Senin (2/6/2025)
Para pemimpin kongres dari Partai Republik telah mengaitkan peningkatan batas utang dengan RUU pajak dan pengeluaran Presiden Donald Trump, yang berpotensi membuat upaya menghindari gagal bayar bergantung pada negosiasi rumit atas undang-undang tersebut. Senat AS kembali minggu ini untuk membahas RUU tersebut.
Bessent menolak untuk menyebutkan "tanggal X" — titik di mana Departemen Keuangan kehabisan uang tunai dan langkah-langkah akuntansi khusus yang memungkinkannya untuk tetap berada dalam batas utang dan tetap memenuhi kewajiban federal tepat waktu.
"Kami tidak memberikan 'tanggal X' karena kami menggunakannya untuk memajukan RUU tersebut," kata Bessent.
Bulan lalu, Bessent memberi tahu anggota parlemen bahwa AS kemungkinan akan menghabiskan kewenangan peminjamannya pada bulan Agustus jika pagu utang tidak dinaikkan atau ditangguhkan pada saat itu.
Baca Juga
Analis Wall Street dan sejumlah perusahaan swasta memperkirakan tenggat waktu jatuh antara akhir Agustus dan pertengahan Oktober.
Bessent juga menepis peringatan dari CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon bahwa keretakan di pasar obligasi akan terjadi.
"Saya sudah lama mengenal Jamie, dan sepanjang kariernya, dia telah membuat prediksi seperti ini. Untungnya, tidak ada satu pun yang menjadi kenyataan. Itulah sebabnya dia bankir yang hebat. Dia mencoba melihat ke masa depan," ujarnya.
Bessent menuturkan, pihaknya akan menurunkan defisit secara perlahan. Menurutnya, ini merupakan proses yang panjang, sehingga penurunan itu akan dilakukan dalam empat tahun ke depan.
Telepon China
Setelah Trump minggu lalu menuduh pihak berwenang di Beijing melanggar gencatan senjata tarif AS-China yang dicapai pada bulan Mei, Bessent mengatakan dia yakin bahwa bentrokan terbaru akan diselesaikan dalam panggilan telepon antara Trump dan Presiden China Xi Jinping sesegera mungkin.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan panggilan telepon tersebut diharapkan akan dilakukan minggu ini.
"Trump akan melakukan percakapan yang luar biasa tentang negosiasi perdagangan minggu ini dengan Presiden Xi. Itulah harapan kami," kata Hassett.
Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada hari Jumat menuduh China gagal mematuhi unsur-unsur perjanjian perdagangan yang ditengahi di Jenewa, dengan mengatakan Beijing terus“memperlambat dan mencekik hal-hal seperti mineral penting dan magnet tanah jarang.
Terkait hal tersebut, Bessent mengatakan ada dua kemungkinan, yakni kesalahan dalam sistem China atau langkah yang disengaja.
Bessent juga menyebut dampak apa pun pada industri konstruksi AS dari keputusan Trump untuk menggandakan tarif AS pada impor baja dan aluminium menjadi 50% akan diimbangi oleh manfaat bagi industri baja.
"Jadi, apakah itu akan berdampak pada industri konstruksi, mungkin. Tetapi itu akan berdampak besar pada industri baja," ujar Bessent.