Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kaji Kondisi Pemangkasan Produksi Smelter Tsingshan di Morowali

Tsingshan menghentikan beberapa lini produksi stainless steel di Morowali, Sulawesi Tenggara mulai Mei 2025, diduga karena kurangnya bahan baku.
Kawasan Industri Morowali Indonesia di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu, (9/7/2023). / Bloomberg-Dimas Ardian
Kawasan Industri Morowali Indonesia di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu, (9/7/2023). / Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan mengkaji kondisi pemangkasan produksi baja tahan karat atau stainless steel di smelter milik perusahaan asal China, Tsingshan Holding Group yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah. 

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkutan, dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian Setia Diarta mengatakan pihaknya sudah menghubungi manajemen perusahaan tersebut, tetapi masih belum mendapatkan tanggapan.

“Khusus kasus Tsingshan kami belum dapat respon dari pihak terkait dan ini sedang kami pelajari lebih dalam,” kata Setia kepada wartawan usai agenda Human Capital Summit 2025, Selasa (3/6/2025). 

Dia menuturkan pihaknya juga belum mendapatkan laporan terkait kondisi serupa dari smelter lainnya. Menurut Setia, pemerintah harus melakukan verifikasi kasus secara terpisah.

Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan kegiatan smelter Tsingshan merupakan izin usaha industri (IUI) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang diperoleh dari Kementerian Perindustrian. 

“Tsingshan izinnya dari [Kemenperin], IUI. Clear, ya. Tanya Kemenperin,” ujarnya.

Menurut dia, kondisi tersebut juga tidak mengkhawatirkan dan tidak akan memengaruhi upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi nikel di dalam negeri. 

“Sudah sebelum penyetopan itu kan sekarang dari harga [nikel] sudah cukup bagus, bahkan [pasar] dari sisi ore-nya cukup oke, lah. Jadi enggak ada pengaruhnya,” tambahnya. 

Raksasa stainless steel China, Tsingshan Holding Group dikabarkan menangguhkan sebagian produksinya di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga harga stainless steel di tengah lesunya permintaan. 

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (2/6/2025), Tsingshan menghentikan beberapa lini produksi baja di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah mulai Mei 2025 ini. 

Berdasarkan keterangan orang yang mengetahui masalah tersebut, langkah itu diambil demi menjadi harga baja tahan karat yang mencapai titik terendah dalam 5 tahun terakhir pada April 2025.

Fasilitas produksi yang ditangguhkan telah dimasukkan dalam masa pemeliharaan tanpa batas waktu yang jelas. Selain itu, kurangnya bahan baku juga disebut telah menyebabkan penutupan pabrik penggilingan di Morowali.

Tsingshan yang juga merupakan top produsen nikel, disebut belum memiliki rencana pasti terkait sampai kapan penangguhan produksi baja tahan karat tersebut. Sementara itu, perusahaan tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg.

Menurut Macquarie Group Ltd, Tsingshan Holding Group menyumbang hampir sepertiga dari produksi baja tahan karat dunia tahun lalu.

Operasi pembuatan baja perusahaan di Morowali dibangun untuk memanfaatkan dominasi Indonesia dalam produksi nikel. Dibantu oleh investasi asing, termasuk dari Tsingshan, RI menyumbang lebih dari setengah pasokan logam dasar dunia, termasuk nikel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper