Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Resmi Naikkan Tarif Impor Baja dan Alumunium Jadi 50%

Presiden AS Donald Trump menandatangani arahan untuk menaikkan tarif baja dan aluminium menjadi 50% dari 25% mulai 4 Juni 2025 pukul 00.01 waktu AS.
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani arahan untuk menaikkan tarif baja dan aluminium menjadi 50% dari 25% mulai 4 Juni 2025 sebagai tindak lanjut dari janji untuk meningkatkan pajak impor guna membantu produsen dalam negeri.

Trump menyatakan bahwa langkah tersebut, yang mulai berlaku pada pukul 00:01 dini hari Rabu (4/6/2025), diperlukan untuk melindungi keamanan nasional.

Perintah tersebut menyatakan bahwa biaya sebelumnya belum memungkinkan industri dalam negeri untuk mengembangkan dan mempertahankan tingkat utilisasi produksi kapasitas yang diperlukan untuk kesehatan industri yang berkelanjutan dan untuk kebutuhan pertahanan nasional yang diproyeksikan.

"Menaikkan tarif yang diberlakukan sebelumnya akan memberikan dukungan yang lebih besar bagi industri-industri ini dan mengurangi atau menghilangkan ancaman keamanan nasional yang ditimbulkan oleh impor barang-barang baja dan aluminium serta barang-barang turunannya," demikian bunyi perintah tersebut dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, perintah itu mengatakan, tarif logam untuk impor dari Inggris akan tetap pada tingkat sebelumnya sebesar 25%. Hal tersebut akan memungkinkan kedua negara bekerja pada pungutan atau kuota baru sebelum batas waktu 9 Juli 2025.

Komponen utama kerangka kerja negara-negara yang dicapai bulan lalu adalah upaya untuk menurunkan hambatan perdagangan pada baja, meskipun kedua belah pihak tidak sepakat mengenai tingkat keringanan untuk baja Inggris dan kesepakatan tersebut belum berlaku. 

Keputusan Trump memicu ketegangan perdagangan pada saat AS terkunci dalam negosiasi dengan banyak mitra dagang atas apa yang disebut tugas "timbal balik" sebelum batas waktu 9 Juli.

Kemampuan Trump untuk mengenakan tarif secara sepihak berada di atas landasan hukum yang lebih lemah, setelah pengadilan federal minggu lalu membatalkan banyak tugasnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang darurat. 

Namun, pungutannya terhadap logam tidak tunduk pada putusan itu, dan presiden telah berusaha menunjukkan bahwa ia tidak gentar untuk menaikkan tarif dan menuntut negara-negara mengajukan penawaran di meja perundingan. 

Dalam pidatonya di pabrik United States Steel Corp. di Pennsylvania, Trump mengumumkan kenaikan tarif ini sembari menyuarakan dukungan terhadap rencana akuisisi perusahaan oleh Nippon Steel Jepang, dengan syarat kendali strategis tetap berada di tangan Amerika.

"Itu artinya tidak akan ada yang bisa mencuri industri Anda. Pada tarif 25%, mereka bisa melewati pagar itu; pada tarif 50%, mereka tidak bisa lagi melewati pagar itu," katanya kepada para pekerja baja. 

Tak lama setelah pidato itu, Trump mengunggah pengumuman di media sosial bahwa tarif aluminium juga akan dinaikkan menjadi 50%, sejajar dengan baja.

Meskipun sebagian besar tarif Trump tengah digugat di pengadilan, kebijakan terbaru ini menunjukkan bahwa sang presiden tetap bersikukuh dengan pendekatan agresifnya terhadap perdagangan internasional, bahkan ketika kritik hukum dan diplomatik terus berdatangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper