Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Asean telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk mengakselerasi transformasi ekonomi digital di kawasan tersebut.
Deputi Sekretaris Jenderal Asean untuk Asean Economic Community Satvinder Singh menuturkan pihaknya berkomitmen untuk mempercepat pengembangan ekonomi digital di Asia Tenggara.
Singh memaparkan komitmen tersebut tertuang dalam Peta Jalan (roadmap) Bandar Sri Begawan yang berisi elemen-elemen utama yang diprioritaskan untuk integrasi digital di Asia Tenggara.
Dia menuturkan, peta jalan itu telah mempertimbangkan semua rencana induk yang berbeda untuk transformasi digital di Asean, di antaranya Asean Digital Master Plan 2025, Asean Digital Integration Framework, serta Asean Cybersecurity Strategy 2021-2025.
Untuk mengakselerasi integrasi ekonomi digital, Singh menuturkan, negara-negara Asean telah merancang Asean Strategic Vision 2045 yang disepakati dalam KTT Asean di Malaysia pada Mei 2025 lalu.
"Ini adalah visi 20 tahun dan di sisi ekonomi, kami memiliki rencana visi lima tahun yang sangat terperinci tentang di mana Asean ingin tumbuh dan bagaimana kami ingin tumbuh. Hal ini ditopang oleh beberapa inisiatif utama yang akan dilaksanakan," jelas Singh dalam 2025 Asean-Korea Digital Business Partnership Forum di Jakarta pada Selasa (10/6/2025).
Baca Juga
Dia menuturkan, salah satu rencana tersebut mencakup penyelesaian Asean Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Singh mengatakan DEFA akan menjadi kerangka hukum terpadu untuk menghubungkan 10 negara Asean dalam bidang ekonomi digital.
Singh mengatakan melalui DEFA, Asean berharap dapat menciptakan ekosistem digital yang modern, inklusif, dan dapat dioperasikan bersama. Dia menuturkan, proses negosiasi terkait DEFA Masih terus berlangsung hingga saat ini.
"Kesepakatan akhir DEFA diharapkan akan selesai pada tahun 2026," ujarnya.
Selanjutnya, Asean juga akan terus meningkatkan kerja sama cross border payment digital antarnegara anggota. Singh menuturkan, hal ini merupakan upaya strategis Asean untuk lebih memajukan integrasi dan inklusi keuangan serta pengembangan ekonomi digital Asean.
Dia menuturkan, saat ini Asean telah memiliki layanan crossborder real-time retail payment system (RT-RPS) yang telah menghubungkan negara-negara anggota. Singh juga menyebut sistem pembayaran tersebut kini juga sudah dapat digunakan di luar Asean.
"Kami kini tengah menghubungkan sistem ini dengan mitra kami seperti Thailand dan Jepang. Kemudian, ada juga Hong Kong dan India," tambahnya.
Selanjutnya, Asean juga akan meningkatkan upaya digitalisasi dalam sektor perdagangan. Singh mengatakan, Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang telah mengembangkan layanan single window melalui Asean Single Window Platform.
Dia menuturkan, platform itu menjadi tempat dokumen perdagangan ditransmisikan secara digital antara 10 negara Asean. Dia berharap, ke depannya layanan ini dapat dihubungkan dengan negara-negara di luar Asean, seperti Korea Selatan.
"Solusi digital seperti konektivitas antarbea cukai negara lain akan sangat membantu bisnis," ujarnya.