Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenggat Tarif Trump Juli 2025, Mendag: Negosiasi Masih Berjalan

Mendag menyebut hingga saat ini tarif resiprokal Trump belum berlaku. Hal ini mengingat proses negosiasi antara Indonesia dengan AS.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memberikan pemaparan pada saat media visit di Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (25/3/2024).- Bisnis/Himawan L Nugraha.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memberikan pemaparan pada saat media visit di Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (25/3/2024).- Bisnis/Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan proses negosiasi tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) dengan pemerintah Indonesia hingga saat ini masih berjalan.

Untuk diketahui, batas waktu negosiasi tarif perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan berakhir pada 8 Juli 2025.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa hingga saat ini tarif resiprokal Trump belum berlaku. Hal ini mengingat proses negosiasi antara Indonesia dengan AS masih terus berjalan.

“Belum, jadi sampai sekarang masih proses negosiasi. Jadi belum ada kesepakatan seperti apa. Jadi masih berjalan,” kata Budi saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

Seiring dengan batas akhir negosiasi, Budi menyebut bahwa dua negara masih mencari kesepakatan.

“Tapi kan dia [AS] sendiri juga yang sekarang juga masih ini terus [negosiasi]. Ya pasti ada kesepakatan lah. Artinya cepat ada kesepakatan. Karena sampai sekarang dia juga belum memutuskan kan. Artinya negosiasinya masih berjalan terus,” terangnya.

Dalam catatan Bisnis, pada awal Juni 2025, Budi pernah mengungkap bahwa saat ini sejumlah negara masih menunggu untuk menjadwalkan negosiasi kedua.

“Apalagi kan sekarang sepertinya belum ada kejelasan lagi gitu kan ya. Kita juga masih menunggu untuk dijadwalkan negosiasi yang kedua,” kata Budi, Rabu (4/6/2025).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada Januari—April 2025 mencapai US$87,36 miliar atau naik 6,65% dibanding periode yang sama 2024.

Meski begitu, nilai ekspor Indonesia hanya mampu mencapai US$20,74 miliar pada April 2025, atau turun 10,77% dibandingkan bulan sebelumnya yang mengantongi US$23,24 miliar.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal memproyeksi kan surplus perdagangan Indonesia akan menyusut lantaran ekspor yang turun.

“Jadi memang faktor hasil negosiasi akan sangat berpengaruh juga nanti ke depan, tapi arah besarnya adalah surplus perdagangannya akan menyusut karena penurunan ekspor,” kata Faisal kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

Faisal menyebut ekspor Indonesia sudah diprediksi tertekan sebelum tarif Trump berlaku pada 8 Juli 2025, lantaran ada faktor ketidakpastian tarif dari AS sebelum masa negosiasi 90 hari berakhir.

“Nah itu [negosiasi 90 hari] sudah mempengaruhi ekspor kita, sebetulnya sudah menekan ekspor kita, apalagi kalau kemudian nanti kesepakatannya pada 8 Juli tarif kita tetap lebih tinggi,” ujarnya.

Bahkan menurutnya, hasil negosiasi pada 8 Juli mendatang tetap akan mempengaruhi penurunan ekspor Indonesia karena adanya kecenderungan tarif resiprokal yang lebih tinggi dibandingkan dengan tarif dasar.

Di samping itu, Faisal menjelaskan laju ekspor Indonesia akan mengalami perlambatan ketika ada tekanan imbas adanya hambatan perdagangan yang dipicu oleh tarif Trump. Hal itu lantaran AS merupakan pasar untuk impor terbesar di seluruh dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper