Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap! Tarif Trump ke Mitra Dagang Diumumkan Mulai Hari Ini

Pemerintah AS bakal mulai mengumumkan keputusan terkait dengan pemberlakuan tarif Trump kepada negara mitra dagang mulai hari ini, Jumat (4/7/2025).
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal mengirimkan surat pemberitahuan kepada negara mitra dagang pada Jumat (4/7/2025) ini. Surat pemberitahuan itu terkait penetapan Tarif Trump menjelang tenggat akhir negosiasi pada 9 Juli 2025.

"Kami mungkin akan mengirimkan beberapa surat, mungkin mulai besok, mungkin 10 surat sehari ke berbagai negara untuk memberi tahu berapa yang akan mereka bayar untuk berbisnis dengan AS," kata Trump dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/7/2025).

Trump telah lama mengancam bahwa jika negara-negara gagal mencapai kesepakatan dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan, dia akan mengenakan tarif kepada mereka. Hal ini akan meningkatkan taruhan bagi mitra dagang yang telah bergegas untuk mengamankan perjanjian dengan pemerintahan Trump.

Seperti diketahui, Trump awalnya mengumumkan tarif resiprokal yang lebih tinggi pada 2 April 2025 lalu. Namun, dia menangguhkannya selama 90 hari untuk memberi waktu bagi negara-negara bernegosiasi. Selama waktu negosiasi tersebut, Trump memberlakukan tarif 10%.

Adapun sejauh ini, pemerintahan Trump telah mengumumkan kesepakatan dengan Inggris dan Vietnam. Selain itu, AS juga menyetujui gencatan senjata dengan China yang membuat kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu saling mengurangi tarif.

Ketika ditanya apakah akan ada lebih banyak kesepakatan, Trump menjawab bahwa pihaknya tetap menunggu kesepakatan tarif dari negara mitra.

"kami memiliki beberapa kesepakatan lain, tetapi Anda tahu, kecenderungan saya adalah mengirim surat dan mengatakan tarif apa yang akan mereka bayarkan," katanya.

Sebelumnya, Trump mengumumkan kesepakatan dengan Vietnam. Dia mengatakan, AS akan mengenakan tarif 20% pada ekspor Vietnam ke AS dan tarif 40% pada barang yang dianggap dikirim melalui negara tersebut. 

Hal ini merujuk pada praktik di mana komponen dari China dan mungkin negara lain dikirim melalui negara ketiga dalam perjalanan mereka ke AS.

Kendati, tarif ini lebih rendah dari bea masuk 46% yang awalnya dikenakan Trump pada Vietnam. 

Di sisi lain, banyak rincian kesepakatan tersebut masih belum jelas. Pasalnya, Gedung Putih belum merilis lembar persyaratan atau menerbitkan proklamasi yang mengkodifikasikan perjanjian tersebut.

Hingga saat ini, banyak mitra dagang utama AS, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa, masih berupaya menyelesaikan kesepakatan. Trump telah menyatakan optimisme tentang tercapainya kesepakatan dengan India tetapi telah berbicara keras tentang prospek kesepakatan dengan Jepang, yang menggambarkan Tokyo sebagai mitra negosiasi yang sulit. 

Dia mengintensifkan kritiknya minggu ini, dengan mengatakan bahwa Jepang harus dipaksa untuk membayar 30% hingga 35% atau berapapun jumlah yang AS tentukan.

Sementara itu, Trump sebelumnya menyatakan bakal menerapkan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32%, lantaran Indonesia dianggap menghambat laju perdagangan AS, yakni penerapan tarif sepihak (tidak timbal balik), TKDN, sistem perizinan impor kompleks, dan devisa hasil ekspor (DHE).

Namun, pada 9 April 2025, AS menangguhkan pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari untuk 56 negara mitra, termasuk Indonesia. Kemudian, pada 4 Juni 2025, Presiden AS menggandakan tarif sektoral (baja, aluminium, dan produk turunannya) menjadi 50% untuk semua negara, kecuali Inggris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper