Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FKBI Soroti Penurunan Indeks Gangguan Listrik PLN

Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) menyoroti soal indeks gangguan listrik pelanggan PT PLN .
Warga melakukan pengisian token listrik prabayar di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Warga melakukan pengisian token listrik prabayar di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) menyoroti soal indeks gangguan listrik pelanggan PT PLN (Persero) yang mengalami penurunan.

Ketua FKBI, Tulus Abadi, mengatakan PLN telah mencatat perbaikan signifikan dalam keandalan layanan listrik. Sepanjang 2024, terjadi penurunan indeks gangguan listrik, yakni System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) yang turun 24% menjadi 3 kali per pelanggan.

“Kami berharap tren ini terus berlanjut,” ujar Tulus dalam keterangannya, dikutip Selasa (8/7/2025).

Dia menambahkan System Average Interruption Duration Index (SAIDI) juga menurun sebesar 5% atau setara 17 menit dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurutnya, penurunan gangguan listrik tersebut transformasi PLN yang tidak hanya mengandalkan perbaikan teknis, tetapi juga melakukan modernisasi teknologi, integrasi digital dalam layanan, serta penguatan perencanaan infrastruktur berbasis data dan analitik.

Tulus berharap PLN mampu menjaga keandalan sistem listrik nasional sekaligus memperkuat struktur kelistrikan yang menjadi bagian dari upaya membangun ketahanan energi jangka panjang.

Tulus juga mengapresiasi manajemen PLN yang dinilai memiliki kapasitas kuat dalam menjalankan transformasi menyeluruh, bahkan di tengah tantangan global yang terus berkembang di sektor energi.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (18/6/2025), PLN membukukan laba bersih senilai Rp17,76 triliun sepanjang 2024. 

Perolehan laba tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan PLN sebesar 11,9% secara year-on-year menjadi Rp545,4 triliun. Pendapatan ini menjadi rekor tertinggi dalam sejarah perseroan.

Kenaikan pendapatan tersebut utamanya ditopang oleh penjualan tenaga listrik perseroan yang mencapai 306,22 terawatt hour (TWh) atau tumbuh 6,17% dibandingkan dengan realisasi 2023. Capaian ini juga setara 102,08% dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 299,99 TWh.

Secara nilai, pendapatan perseroan dari penjualan listrik mencapai Rp353,17 triliun, meningkat dari Rp333,19 triliun pada tahun sebelumnya.

Pada 2024, penjualan listrik didominasi oleh sektor rumah tangga sebesar 43%, disusul sektor industri 30%, sektor bisnis 19%, dan sektor lainnya 8%.

Peningkatan penjualan tenaga listrik ini juga didukung oleh upaya penambahan aset serta konsolidasi seluruh proses bisnis PLN hingga menjadi perusahaan yang modern, inovatif dan siap beradaptasi dengan perubahan iklim bisnis global. Berkat upaya tersebut, jumlah pelanggan tumbuh 5,88% dari periode sebelumnya atau sebesar 3,72 juta pelanggan.

Kinerja positif ini disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Laporan Pertanggungjawaban Tahunan (RUPS LPT) Tahun Buku 2024 yang digelar di Kantor Kementerian BUMN.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper