Bisnis.com, JAKARTA – India tengah berupaya keras untuk mencapai kesepakatan dagang dengan Presiden AS Donald Trump dengan tingkat tarif yang lebih rendah dibandingkan yang disepakati AS dengan Indonesia.
Melansir Bloomberg, Kamis (17/7/2025), Trump sebelumnya mengumumkan bahwa AS akan memberlakukan tarif 19% atas impor dari Indonesia, turun dari tarif sebelumnya sebesar 32%. AS juga mendapat akses penuh ke pasar Indonesia tanpa dikenai tarif.
Trump juga mengatakan bahwa kesepakatan dengan India akan berada di jalur yang sama dan menyebut AS akan mendapatkan akses ke pasar India. Pada Rabu, ia kembali menyatakan bahwa AS “sangat dekat” mencapai kesepakatan dengan New Delhi.
Namun, menurut para pejabat di New Delhi, pemerintah India tengah menekan agar tarif yang dikenakan lebih rendah dari tarif Indonesia maupun tarif 20% yang diberlakukan untuk Vietnam. India ingin mendapatkan keunggulan kompetitif dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Menurut salah satu sumber pemerintah, permintaan ini dilakukan karena India tidak dipandang sebagai pusat transshipment seperti Vietnam dan negara-negara tetangganya.
“Negosiasi sejauh ini menunjukkan bahwa tarif untuk India kemungkinan akan lebih rendah,” ujar sumber tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena pembahasan masih bersifat rahasia.
Baca Juga
Kementerian Perdagangan dan Industri India belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirim melalui email.
Kepala Ekonom di State Bank of India sekaligus anggota Dewan Penasihat Ekonomi Perdana Menteri, Soumya Kanti Ghosh, mengatakan bahwa tim negosiator India menargetkan tarif di bawah 10%.
“Sebagai imbalannya, AS pasti akan menuntut konsesi signifikan untuk barang-barangnya ketika masuk ke pasar India,” ujarnya.
India disebut tidak bersedia membuka sektor pertanian dan produk susu, namun siap memberikan kelonggaran di sektor non-pertanian. Pemerintah juga telah menawarkan untuk menurunkan tarif atas barang-barang industri asal AS menjadi nol, asalkan AS melakukan hal yang sama.
Selain itu, New Delhi juga membuka peluang akses pasar yang lebih besar untuk beberapa produk pertanian AS, dan mempertimbangkan pembelian pesawat Boeing tambahan.
Sebelumnya, Trump telah mengumumkan kesepakatan dagang dengan Inggris, Vietnam, serta gencatan dagang dengan China. Dalam kesepakatan dengan Indonesia, Presiden Prabowo Subianto menyepakati pembelian energi AS senilai US$15 miliar dan produk pertanian senilai US$4,5 miliar.
Ekonom Barclays Brian Tan mengatakan perkembangan terbaru menunjukkan bahwa tarif dagang global tengah bergerak menuju kisaran 15%–20%, angka yang disebut-sebut sebagai “tingkat ideal” oleh Trump.
”Surat ancaman tarif yang dikirim AS ke sejumlah negara kemungkinan besar adalah taktik negosiasi untuk memaksa mitra dagang kembali ke meja perundingan dengan penawaran yang lebih menguntungkan bagi AS,” jelasnya.
Di Malaysia, Menteri Perdagangan Tengku Zafrul mengatakan pihaknya masih menunggu rincian kesepakatan Indonesia sebelum menyelesaikan negosiasi tarif dengan AS.
“Yang terpenting, kita harus memastikan bahwa ini adalah kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara,” katanya seperti dikutip oleh The Star.