Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Buka Opsi Kirim Tembaga RI ke AS Meski Trump Kenakan Tarif 50%

Freeport pertimbangkan ekspor tembaga Indonesia ke Amerika Serikat
Kawasan eks tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo
Kawasan eks tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA — Freeport-McMoran Inc. mengungkap kemungkinan pengiriman tembaga Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada saat Presiden AS Donald Trump berencana mengenakan tarif khusus bea masuk untuk tembaga sebesar 50%. 

Dikutip dari Reuters, Kamis (24/7/2025), Freeport secara tradisional menjual tembaga Indonesia kepada pelanggan Asia. Namun, President Freeport-McMoRan Kathleen Quirk mengatakan, perusahaan akan mempertimbangkan untuk mengirimkan beberapa pasokan ke AS.

"Kami memiliki fleksibilitas untuk mengirimkannya ke tempat yang paling masuk akal. Kami tidak memiliki kontrak jangka panjang yang terkunci untuk tembaga Indonesia," ujar Quirk.

Terkait pengenaan tarif Trump 50%, Freeport mengaku masih belum melihat detail yang akan diterapkan pemerintah AS. Adapun, rencana Trump untuk tarif tembaga tersebut dikabarkan akan dimulai pada pekan depan atau 1 Agustus 2025. 

Trump mengumumkan tarif awal bulan ini sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan produksi logam AS yang penting untuk kendaraan listrik, perangkat keras militer, jaringan listrik, dan banyak barang konsumen.

Selama ini AS mengimpor sekitar setengah dari kebutuhan tembaga tahunannya. Trump dan pemerintahannya belum membagikan detail tentang jenis logam merah apa yang akan dikenakan tarif. 

"Kami masih menunggu detail tambahan tentang implementasi pengumuman tarif," kata Quirk kepada para investor dalam conference call pada Rabu (23/7/2025).

Quirk menambahkan bahwa Freeport tidak melihat pengecualian apa pun untuk impor logam AS. Saat ini, Freeport mengolah 70% tembaga AS dan disebut akan menjadi penerima manfaat jika pengenaan tarif bea masuk ke AS diberlakukan. 

Adapun, Freeport juga memproduksi tembaga di Chili, Peru, dan Indonesia, di mana perusahaan mengoperasikan tambang Grasberg di Papua, tambang tembaga terbesar kedua di dunia dan pabrik peleburan.

Harga tembaga AS telah naik lebih dari 25% sejak Trump mengumumkan tarif. Ketika ditanya apakah kenaikan tersebut dapat memengaruhi permintaan tembaga, eksekutif Freeport menyatakan mereka terus melihat permintaan yang kuat, tetapi jangka panjang melihat masalah terkait dengan bagaimana tarif diterapkan.

"Pada akhirnya, itu akan menjadi penawaran dan permintaan global yang pada akhirnya akan mendorong [harga], dan kemudian tarif apa pun yang ada di sana, bagaimana mereka diserap dan di mana mereka diserap di pasar AS," kata CEO Freeport-McMoran Richard Adkerson.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro