Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tegaskan Tarif Impor 15%-20% untuk Negara di Luar Kesepakatan Dagang

Trump akan menerapkan tarif impor 15%-20% untuk negara tanpa kesepakatan dagang dengan AS, efektif 1 Agustus, naik dari tarif dasar 10% sebelumnya.
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic
Ringkasan Berita
  • Presiden AS Donald Trump berencana memberlakukan tarif impor 15%-20% untuk negara-negara yang belum menandatangani perjanjian dagang bilateral dengan AS.
  • Tarif baru ini merupakan peningkatan dari tarif dasar 10% yang diumumkan sebelumnya dan akan berlaku mulai 1 Agustus, menargetkan negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan Washington.
  • Beberapa negara seperti Brasil dan Laos dikenai tarif lebih tinggi hingga 40%-50%, sementara tarif 15% telah diterapkan pada barang impor dari Jepang dan Uni Eropa.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan rencananya untuk memberlakukan tarif impor sebesar 15% hingga 20% terhadap negara-negara yang belum meneken perjanjian dagang bilateral dengan Washington.

“Untuk dunia, saya kira angkanya akan berada di kisaran 15% hingga 20%. Saya hanya ingin bersikap adil. Saya kira antara 15% atau 20%, kemungkinan salah satu dari dua angka itu,” kata Trump dalam konferensi pers di Turnberry, Skotlandia, bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dikutip dari CNBC International pada Selasa (29/7/2025).

Rencana tersebut menandai peningkatan dari tarif dasar 10% yang diumumkan Trump pada April lalu, dan berpotensi memberatkan negara-negara berkembang yang sebelumnya berharap akan memperoleh tarif lebih ringan.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick sebelumnya sempat menyebut bahwa negara-negara kecil — termasuk negara-negara di Amerika Latin, Karibia, dan Afrika — kemungkinan akan dikenai tarif dasar sebesar 10%. Namun, Trump menegaskan bahwa AS akan menetapkan tarif seragam untuk sebagian besar negara di dunia.

“Kami akan menetapkan satu tarif untuk sebagian besar dunia, dan itu harga yang harus mereka bayar jika ingin berbisnis di Amerika Serikat. Kami tidak bisa duduk membuat 200 kesepakatan berbeda,” ujar Trump.

Pernyataan ini disampaikan menjelang tenggat 1 Agustus, saat tarif baru AS dijadwalkan mulai berlaku. Hingga saat ini, puluhan negara masih belum mencapai kesepakatan dagang dengan Washington.

Sejumlah pejabat pemerintahan Trump dalam beberapa hari terakhir menegaskan bahwa Gedung Putih tidak berada dalam posisi tertekan untuk menandatangani lebih banyak kesepakatan dagang.

“Kita semua sudah mendengar Presiden berulang kali menyatakan bahwa dia senang dengan skema tarif. Dia lebih memilih mengirim surat dan menetapkan tarif ketimbang membuat kesepakatan,” ujar Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.

Rencana tarif 15–20% tersebut sejajar dengan kesepakatan tarif yang baru-baru ini dicapai AS dengan sejumlah mitra dagang besar. Pekan lalu, Trump mengumumkan tarif 15% untuk barang-barang impor dari Jepang, dan pada Minggu (27/7/2025) tarif serupa dikenakan terhadap sebagian besar barang dari Uni Eropa.

Namun, beberapa negara seperti Brasil dan Laos justru dikenai tarif jauh lebih tinggi, masing-masing mencapai 40% hingga 50%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro