Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara perihal kekosongan stok beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan Bulog di jaringan ritel modern dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Moga Simatupang menjelaskan bahwa penyaluran beras murah itu dijadwalkan pada 17 Juli hingga 31 Desember 2025 mendatang.
Namun, berdasarkan laporan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), belum semua stok beras SPHP masuk ke gerai ritel hingga pertengahan Agustus ini.
“Memang untuk retail modern, laporan dari Aprindo baru 540 ton ya yang masuk. Kita harapkan dalam waktu dekat ini pasokan SPHP akan segera tersalurkan,” katanya saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2025).
Ketika ditanya perihal fenomena masyarakat yang beralih membeli beras di warung karena khawatir akan adanya beras oplosan, Moga memastikan bahwa stok beras nasional saat ini masih surplus.
Menurutnya, terdapat stok beras di Perum Bulog sebesar 2,6 juta ton serta 1,3 juta ton di Perpadi. Pada saat bersamaan, dia menyebut pihaknya berkomitmen untuk mempercepat penyaluran beras SPHP kepada masyarakat.
Baca Juga
Hal ini juga dilakukan dengan berkoordinasi bersama Aprindo, Perum Bulog, Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi (Perpadi) hingga Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Pemerintah akan menjamin pasokan beras, baik dari SPHP maupun dari beras yang dibeli dari para petani," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan menyebut bahwa peritel mulai berhati-hati dalam menjual beras premium dari para pemasok. Hal ini seiring adanya temuan beras premium yang tak sesuai mutu dan kualitas alias beras oplosan.
Dia juga memastikan peritel yang tergabung ke dalam Aprindo tetap melayani beras premium dan tak menariknya dari toko ritel modern, seiring dengan adanya surat dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Aprindo itu sebenarnya enggak menarik [beras premium di ritel], cuma sekarang itu lebih berhati-hati menerima beras baru dari supplier-supplier. Mereka betul-betul melakukan pengecekan. Jangan sampai nanti ujung-ujungnya yang repot di mereka juga,” kata Iqbal saat ditemui di Kantor Kemendag, Senin (4/8/2025).