BISNIS.COM, MUSI BANYUASIN--Kalangan petani plasma kelapa sawit binaan PT Hindoli (Grup Cargill) sudah menyiapkan lebih Rp40 miliar untuk keperluan replanting secara mandiri yang diperkirakan mulai Juni 2016.
Saat ini petani plasma binaan Hindoli di Musi Banyuasin (Muba) Sumsel, mencakup tiga kecamatan seluas 18.797 hektare. Sekitar 10.000 petani binaan yang rata-rata mengelola 2 ha lahan tersebut, seluruhnya tergabung dalam 18 KUD.
"Sampai saat ini, laporan terakhir simpanan petani plasma melalui seluruh KUD untuk keperluan replanting sudah lebih dari Rp40 miliar dan masih akan terus bertambah," tutur Anthony Yeow, Presdir Hindoli/Cargill Indonesia dalam acara press tour ke PT Hindoli, akhir pekan lalu.
Dana yng masuk rekening KUD tersebut, lanjutnya, merupakan hasil potongan 10% dari setiap keuntungan petani setiap bulannya. "Rata-rata pendapatan petani plasma Hindoli sekitar Rp80 juta per tahun dari hasil pengelolaan 2 he lahan sawit."
Secara umum, menurut Anthony, kesejahteraan petani plasma binaan Hindoli jauh lebih baik sehingga mampu menyisihkan sebagian pendapatan untuk persiapan replanting nanti. Penerapan standar RSPO juga mampu memacu penigkatan produktivitas petani.
Karena itu PT Hindoli mengklaim bahwa seluruh rantai produksi CPO rata-rata 150.000 ton per tahun sudah memenuhi kriteria sertifikasi RSPO, ISPO dan ISCC yang bisa diterima pasar dalam dan luar negeri.
"Setiap KUD sudah diaudit dan mengantongi serifikat RSPO dan ISCC sejak 2 terakhir," tambah Joko Wahyu P, Chief Farmer Development Operation Manager PT Hindoli.
Sementara, lanjutnya, ada sekitar 8.000 ha lahan perkebunan sawit yang dikelola petani swadaya/nonplasma di sekitar Kabupaten Muba yang belum menerpkan standar budi daya sesuai RSPO dan ISPO.
Untuk itu pihaknya mendorong petani swadaya membentuk KUD guna sosialiasi dan mengajarkan budi daya sawit sesuai syarat RSPO, ISPO dan ISCC sehingga hasl sawitnya lebih bisa diterima pasar.
"Saat ini baru ada 45 petani swadaya yang kami ajari dan sosialisasi RSPO sekaligus merintis bentukan KUD-nya," tutur Joko.
Ketua KUD Mukti Jaya Bambang Gianto mengatakan dalam kemitraan dengan PT Hindoli masing-masing berkomitmen menerapkan standar RSPO yang berdampak tidak hanya peningkatan produktivitas petani tetapi juga kepastian harga jual TBS.
"Kini rata-rata produktivitas petani plasma mencapai 25 ton/ha dengan harga jual yang lebih tinggi dari pasaran berdasarkan kesepakatan bersama sehingga lebih pasti terserap pihak inti," tuturnya.
Dengan penghasilan setiap petani rata-rata Rp80 juta per tahun, lanjut Bambang, anggota KUD Mukti Jaya yang mencapai 1.920 orang di enam wilayah desa kini telah mengumpulkan dana replanting pohon sawit yang direncanakan pada 2016.
"Dari potongan 10% pendapatan petani setiap bulannya, hingga kini sudah terkumpul lebih dari Rp40 miliar sebagai dana persiapan replanting kebun sawit kami," tutur Bambang.
Ketua Koperasi Produsen Kelapa Sawit (PKPS) Sumber Rezeki, Pardoyo mengatakan penarapan standar budi daya yang teratur dan sesuai standar RSPO mampu memacu produktivitas petani.
Anggota kami 517 petani mengelola 1.034 ha kebun dengan produkktivitas yang terus naik tahun lalu total produksi PKPS mencpai 25.600 ton.
"Hasilnya 40 petani anggota kami pun berangkat haji tahun lalu," kata Pardoyo, sumringah. (ra)
AGRIBISNIS KELAPA SAWIT: Plasma HINDOLI siapkan dana replanting Rp40 miliar
BISNIS.COM, MUSI BANYUASIN--Kalangan petani plasma kelapa sawit binaan PT Hindoli (Grup Cargill) sudah menyiapkan lebih Rp40 miliar untuk keperluan replanting secara mandiri yang diperkirakan mulai Juni 2016.Saat ini petani plasma binaan Hindoli di Musi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rustam Agus
Editor : Others
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
43 menit yang lalu
Makin Tajir, Profil Dewi Kam Perempuan Terkaya Indonesia 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
4 jam yang lalu