BISNIS.COM, JAKARTA - Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) memilih bandar udara sebagai obyek penilaian objek penilaian Penghargaan Toilet Umum Bersih 2013 karena tempat ini merupakan sarana berkumpul orang multikultur, multiusia, dan multistrata.
Presiden Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) Naning S. Adiwongso menjelaskan seringkali desain toilet yang dibuat tidak sesuai dengan standar bagi fasilitas publik. Manajemen bandara seakan mengesampingkannya.
"Pekerja kebersihan menjadi kesulitan untuk membersihkan, akibatnya toilet seperti tidak terawat,” tuturnya dalam jumpa pers di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Selasa (14/5/2013).
Dia menambahkan toilet yang sesuai dengan standar adalah meminimalkan daerah yang basah dan sudut. Keduanya bisa menyebabkan berkembangbiaknya jamur dan bakteri penyakit bila tidak sering dibersihkan. Akibatnya, pekerjanya malas untuk membersihkan bila penggunanya terlalu banyak dengan intensitas tinggi.
Kemenparekraf akan mengadakan kegiatan Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih di Bandara Nasional maupun Internasional ke-4. Ini adalah tindak-lanjut dari penghargaan sebelumnya, yakni Penghargaan Toilet Umum Bersih di Bandara pada 2007, 2009, dan 2011. Penghargaan akan diberikan pada 27 September 2013 bertepatan dengan Hari Pariwisata Dunia.
Selain itu, banyak toilet yang masih menggunakan ember dan tidak mempunyai tempat sampah di dalam klosetnya, terutama bagi toilet perempuan. Minimal lebar ruangnya juga 90 cm, agar tidak sempit dan penggunanya nyaman.
Toilet yang ideal, lanjutnya, juga menerapkan free hand atau meminimalisir sentuhan telapak tangan dalam pengoperasian toilet. Hal ini guna mengurangi penyebaran kuman dan bakteri dari telapak tangan.
Aspek yang menjadi penilaian antara lain teradapat kelengkapan toilet seperti gantungan, kran, sabun, tisu atau alat pengering, pintu yang bisa dikunci, dan semua perangkatnya bisa berfungsi. Jadwal pembersihan serta rasio antara pengguna dan jumlah pekerja kebersihan juga akan diamati.
Selain itu, larutan pembersih yang digunakan juga tidak terlepas dari aspek penilaian. Apakah manajemen kebersihan menggunakan konsentrat tinggi atau yang ramah lingkungan. Komitmen manajemen juga dilihat dari sejauh mana respons mereka apabila terjadi kerusakan toilet. (mfm)