BISNIS.COM, JAKARTA—Pelaku usaha kecil dan menengah Indonesia belum menyadari pemanfaatan website untuk pengembangan usaha.
CEO IndoTrading.com Handy Chang mengatakan apabila mereka telah mempunyai website, itu tidak di-maintenance sebagai proses implementasi rencana penjualan.
Produk-produk yang bukan consumer goods, seperti barang kerajinan, agraris, hasil tambang dengan nilai tambah tinggi, justru sulit ditemukan di media online.
“Di Indonesia sebenarnya sudah ada beberapa fasilitas media online yang mestinya bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk memasarkan produknya. Permasalahannya, mereka tidak bisa mengelola agar selalu mendapatkan perhatian dari pengunjung,” kata Chang dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (25/6/2013).
Menurutnya, website tersebut juga tidak serta merta menigkatkan omzet penjualan. Pasalnya, ada ribuan, bahkan jutaan produk/usaha yang sudah terekam di mesin pencari.
Maka, diperlukan pemahaman mengenai optimalisasi mesin pencari (search engine optimization) atau mempunyai karyawan yang memahami teknik ini.
Survei yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM sekitar 36% pelaku UKM belum melek komputer dan internet, 12% menggunakan komputer dan internet untuk bisnis, dan hanya 6% yang sukses berbisnis online.
Dia menjelaskan berbagai kendala diungkapkan mulai harga komputer yang mahal, tidak mengerti internet, sampai tidak punya waktu untuk memperbaharui website.