Bisnis.com, JAKARTA-Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta produsen gas bumi membangun jaringan pipa hilir dedicated (jaringan pipa sendiri) sebagai solusi belum dapat diterapkannya mekanisme open access di sejumlah jaringan pipa milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Ibrahim Hasyim, anggota komite BPH Migas mengatakan dengan pembangunan pipa dedicated hilir itu, maka gas yang tidak dapat melalui pipa PGN dapat mengalir di pipa itu. Pasalnya, pasokan dan aliran gas ke konsumen tidak boleh berhenti meskipun jaringan pipa milik PGN belum siap.
“Untuk efisiensi, saat ini ya menggunakan pipa dedicated hilir. Karena PGN selalu beralasan belum siapnya infrastruktur dan teknologi untuk menjalankan open access ini,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (25/7).
Saat ini menurutnya, sudah banyak perusahaan yang mengajukan izin kepada pemerintah untuk ikut bermain di industri gas pipa. Akan tetapi, hingga saat ini industri itu masih dikuasai oleh PGN dan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya.
Dia menjelaskan saat ini pihaknya terus melakukan kajian mencari jalan keluar dari persoalan yang mengganjal dalam penerapan pipa open access ini. Salah satunya adalah persoalan teknologi untuk menjamin kualitas gas, dan alat penghitungan pasokan gas yang masuk ke konsumen.
“Karena pipa itu digunakan beberapa penjual gas, maka harus ada jaminan kualitas gas yang sampai ke konsumen itu sesuai dengan yang dikirim penjualnya. Begitu juga mengenai mekanisme penghitungannya, ini masih kami bicarakan,” jelasnya.
Terkait penerapan open access pada Oktober 2013 nanti, Ibrahim mengaku belum dapat memastikannya, karena hal itu tergantung pada kesepakatan dan kesiapan PGN dalam menjalankan open access.